REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa surplus neraca perdagangan pada September 2016 merupakan yang tertinggi selama 13 bulan terakhir, dimana surplus mencapai 1,22 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
"Neraca perdagangan September 2016 surplus sebesar 1,22 miliar dolar AS, dan merupakan surplus tertinggi selama 13 bulan terakhir," kata Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Senin (17/10).
Suhariyanto mengatakan, suplus neraca perdagangan tersebut dipicu oleh surplus pada sektor nonmigas sebesar 1,9 miliar dolar AS, sementara untuk migas mengalami defisit sebesar 681,1 juta dolar AS. Menurut Suhariyanto, kinerja ekspor pada periode tersebut mencapai 12,51 miliar dolar AS sementara untuk impor sebesar 11,30 miliar dolar AS. Pada 2015, untuk periode yang sama, neraca perdagangan juga mengalami surplus sebesar 1,02 miiar dolar AS.
Dilihat dari sisi volume perdagangan, kata Suhariyanto, juga mengalami surplus sebesar 30,67 juta ton yang didorong oleh surplus pada volume neraca nonmigas sebesar 31,63 juta ton, meskipun sektor migas mengalami defisit sebanyak 969,2 ribu ton. Secara kumulatif untuk periode Januari-September 2016, neraca perdagangan masih mencatatkan surplus sebesar 5,67 miliar dolar AS, dengan total ekspor mencapai 104,36 miliar dolar AS, sementara impor sebesar 98,69 miliar dolar AS.
Neraca perdagangan nonmigas yang mengalami surplus ke beberapa negara tujuan ekspor antara lain adalah Amerika Serikat sebesar 6,28 miliar dolar AS, India 4,94 miliar dolar AS dan Belanda 1,69 miliar dolar AS. Sementara defisit terjadi dengan negara mitra dagang antara lain adalah Republik Rakyat Cina sebesar 12,28 miliar dolar AS, Thailand sebesar 3,26 miliar dolar AS dan Australia sebesar 1,13 miliar dolar AS.