REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Museum Negeri Nusa Tenggara Barat Baiq Maya Rahmayati mengungkapkan, selama ini Pemerintah Kota Mataram kurang melibatkan museum dalam setiap kegiatan agenda pariwisata.
"Museum merupakan salah satu destinasi pariwisata sejarah dan budaya berbasis edukasi sehingga sudah semestinya dilibatkan," katanya dalam rapat Mataram "Great Sale" di Mataram, Rabu (6/10).
Pariwisata, menurutnya, tidak hanya sekadar memperkenalkan kekayaan alam, akan tetapi budaya merupakan bagian yang harus dikenalkan ke masyarakat secara luas.
Apalagi, museum berada di wilayah Kota Mataram sehingga harus tetap dilibatkan dalam berbagai kegiatan kepariwisataan. "Karenanya kita sangat bersyukur jika hari ini kami diundang untuk mendiskusikan program peningkatan pariwisata di daerah khususnya Kota Mataram," katanya.
Dengan adanya pertemuan tersebut, ke depan diharapkan apapun kegiatan pariwisata yang dilaksanakan pemerintah kota bisa melibatkan museum, salah satunya dengan menjadwalkan kunjungan wisatawan ke museum. "Ini awal yang baik untuk memulai kerja sama, dan kami siap mendukung kegiatan Mataram 'Great Sale'," katanya.
Dukungan yang dilakukan antara lain akan menjalin kerja sama dengan sejumlah pelaku pariwisata seperti pihak hotel dengan menggelar pameran mini dan sejenisnya. "Sementara untuk di museum kami akan gelar berbagai kegiatan seperti tarian, atau permainan tradisional yang dapat menarik pengunjung ke museum," katanya.
Di tempat terpisah Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana mengakui bahwa selama ini pemerintah kota memang belum pernah melibatkan pihak museum dalam kegiatan pariwisata. "Kami akui, keterlibatan museum baru kali ini dan kesempatan ini menjadi awal yang baik untuk mulai menjalin kebersamaan," ujarnya.
Untuk itu, ke depan jajaran Museum NTB akan dimasukkan ke dalam tim perumus agenda pariwisata guna mengakomodasi berbagai program dari museum.