Kamis 29 Sep 2016 05:55 WIB

Sekolah Penerbangan NAM Tambah Empat Pesawat Latih

Pesawat Latih
Foto: .www.stpicurug.ac.id
Pesawat Latih

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Sekolah penerbangan National Aviation Management (NAM), anak perusahaan dari Sriwijaya Air, berencana menambah empat pesawat pelatih menjadi 12 unit untuk meningkatkan kompetensi para lulusan penerbang didikannya.

"Kita melihat ke depan ini kebutuhannya memang akan ada penambahan. Saat ini ada delapan unit (pesawat latih), kita mau tambah mungkin dua pesawat 'single engine', dua untuk multiengine," kata Direktur Utama PT Sriwijaya Air Chandra Lie pada Wisuda Siswa NAM Flying School di Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, Rabu.

Chandra mengatakan pihaknya ingin agar lulusan penerbang NAM Flying School bisa menerbangkan pesawat double engine, selain pesawat jenis Piper Warrior III yang sudah diajarkan melalui pendidikan.

Ia menjelaskan sebelumnya dengan armada pesawat latih 8 unit, NAM Flying School yang didirikan sejak 2010 ini mampu meluluskan 50 sampai dengan 60 orang dalam kurun waktu 1,5 tahun.

Penambahan pesawat latih ini juga untuk mendukung kebutuhan lulusan penerbang sebanyak 120 orang pada program pendidikan 2016-2017.

"Untuk 2016-2017 secara bertahap, saya katakan mau tambah 30 pesawat. Artinya kalau satu pesawat ada empat (pilot), dikali 30 ada 120 (penerbang) yang saya siapkan, tapi secara bertahap," ujar Chandra.

Menurut dia, industri penerbangan akan mengalami pertumbuhan sebanyak 10 persen sehingga Sriwijaya Grup pun berencana menambah empat unit pesawat Sriwijaya Air hingga akhir 2016 menjadi total 20 unit, sedangkan untuk NAM Air direncanakan ada penambahan menjadi 10 unit.

Chandra pun optimistis hingga akhir 2016 kebutuhan akan empat unit pesawat Sriwijaya Air bisa terpenuhi.

Hingga saat ini, NAM Flying School telah meluluskan 243 penerbang yang dapat diserap oleh maskapai lain selain Sriwijaya Air.

Seluruh penerbang yang direkrut oleh Sriwijaya Air diutamakan lulusan dari NAM Flying School. Namun, tidak menutup kemungkinan jika ada kekurangan kuota, maskapai akan merekrut dari sekolah atau akademi lain selama bukan penerbang asing.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement