REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pengurus Pusat Muhammadiyah menerbitkan obligasi syariah atau sukuk dengan menggandeng Bank Mandiri. Penerbitan obligasi syariah itu digunakan Muhammadiyah untuk membiayai Anak Usaha Muhammadiyah (AUM) yang saat ini berjumlah 11 ribu lembaga baik berbentuk sekolah, perguruan tinggi, hingga rumah sakit.
Komisaris Utama Bank Mandiri, Limboh Santoso, mengungkapkan penerbitan sukuk atau obligasi syariah tersebut menjadi pertama kali yang dilakukan oleh organisasi sosial di Indonesia. “Ini bentuk dari kerja sama membantu Muhammadiyah dalam melakukan pendanaan dari masyarakat. Ini menjadi media untuk mengoptimalkan dana masyarakat lewat pembangunan,” kata Limboh usai penandatanganan MOU penerbitan sukuk Muhammadiyah di sela-sela Dies Natalis Universitas Muhammadiyah Surakarta pada Sabtu (24/9) siang.
Ia menjelaskan sukuk Muhammadiyah mempunyai tenor selama lima tahun dengan imbal hasil tiap tahunnya mengikuti pemerintah plus setengah persen. Sukuk Muhammadiyah akan mulai rilis ke pasar tahun depan. “Nilai paketnya Rp 1 triliun tapi kita lihat pasarnya dulu mungkin juga ratusan (miliar) dulu. Selama ini Muhammadiyah mengambil pendanaan dari perbankan yang tentunya costnya lebih tinggi, sekarang mencoba mengambil dari masyarakat langsung,” tuturnya.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook