Selasa 13 Sep 2016 11:30 WIB

Jokowi Ingin Terminal Petikemas Kalibaru Kurangi Dwelling Time

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Nur Aini
Peresmian Terminal Petikemas Kalibaru. Presiden Joko Widodo memberikan paparan saat peresmian pengoperasian Terminal Petikemas Kalibaru Pelabuhan Utama Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (13/9)
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Peresmian Terminal Petikemas Kalibaru. Presiden Joko Widodo memberikan paparan saat peresmian pengoperasian Terminal Petikemas Kalibaru Pelabuhan Utama Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (13/9)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo meresmikan pengoperasian Terminal Petikemas Kalibaru, Tanjung Priok, Selasa (13/9) yang ditarget bisa menekan waktu bongkar muat barang (dwelling time). Terminal tersebut, sejak 18 Agustus lalu, telah dioperasikan secara komersil oleh PT Pelindo II dan konsorsium Mitsui-PSA-NYK Line, yaitu PT New Priok Container Terminal One (NPCT1).

Presiden Joko Widodo, dalam sambutannya, mengaku telah dua kali meninjau pembangunan Terminal Petikemas Kalibaru sejak Pelindo masih dipimpin oleh RJ Lino, direktur utama sebelumnya. Sejak dua tahun lalu, ia telah meminta agar pengerjaan Terminal Petikemas Kalibaru dikebut demi menambah kapasitas pelabuhan.

Dengan adanya penambahan kapasitas, maka waktu yang diperlukan kontainer untuk melakukan bongkar muat (dwelling time) di Pelabuhan Tanjung Priok akan semakin singkat. "Alhamdulillah sudah selesai terminal petikemas yang pertama. Saya minta terminal kedua dan ketiga juga segera diselesaikan," kata Jokowi.

Selain terminal petikemas, Pelindo II juga akan membangun dua terminal produk. Presiden meminta semua proyek dapat selesai dibangun pada 2019 mendatang. Jika Pelindo kekurangan dana untuk membangun semua infrastruktur itu, Jokowi meminta agar perusahaan milik negara tersebut menggandeng investor.

Presiden mengaku telah mendapat laporan bahwa waktu bongkar muat di Terminal Tanjung Priok saat ini sudah 3,7 hari. Angka ini sudah meningkat dari kondisi dua tahun sebelumnya saat dwelling time masih 6-7 hari. Namun begitu, Jokowi masih belum puas dengan capaian tersebut. Ia ingin agar waktu bongkar muat dapat dipangkas kembali hingga kurang dari tiga hari. "Saya mau di angka dua koma, jangan berhenti di angka tiga," ujarnya.

Presiden menegaskan, mengurangi waktu bongkar muat sama dengan menekan biaya logistik. Semakin lama dwelling time, maka semakin mahal pula biaya yang harus dibayar oleh rakyat untuk sebuah barang. Sebab, lamanya proses dwelling time juga sangat rentan dengan adanya pungutan liar (pungli).

"Oleh sebab itu saya minta pengoperasian terminal baru ini terintegrasi, bebas pungli, dan mengurangi dwelling time," ujar Presiden.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement