REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- KOnsumen kini makin menggemari pertalite dibanding premium. Kadar RON (research octane number) yang mencapai 90 di atas kadar oktan premium yang hanya 88 menjadikan pertalite makin menjadi pilihan konsumen bahan bakar minyak (BBM) Pertamina.
"Saya lihat dari kualitas pertalite lebih baik dibanding premium. Kendaraan jadi lebih enak jalannya," kata seorang pengguna skuter matik, Wyra Perdana ketika ditemui di salah satu SPBU di Cakung, Jakarta, Jumat.
Dia menambahkan, selain kualitas yang lebih, pemilihan pertalite juga disebabkan harga jualnya tidak selisih jauh dibanding premium. Saat ini harga jual pertalite di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) sebesar Rp 6.900 per liter. Sementara untuk premium dibanderol Rp 6.450 perliter.
"Faktor harga juga yang saya pikir membuat masyarakat beralih ke pertalite dan pertamax," kata Wyra.
Pendapat yang sama diungkapkan Akbar Firmansyah, pengguna skuter matik lainnya. Menurut dia, kualitas jenis BBM akan berpengaruh besar bagi performa dan mesin kendaraan.
"Perbedaan kualitas premium dengan BBM lain kan cukup signifikan. Untuk motor saya pakai pertamax," kata Akbar.
Pengemudi ojek "online" yang tinggal di kawasan Ciledug, Tangerang, Alimuddin juga mengaku memilih pertalite dan pertamax untuk kendaraan bermotor yang digunakannya. Setiap hari dia membeli rata-rata Rp30 ribu untuk bahan bakar khusus dari Pertamina tersebut.
"Setiap minggu, saya beli lima hari pertalite, dua hari lainnya pertamax. Ini untuk menguras tanki motor. Mesin jadi tokcer. Tarikannya kenceng," ujarnya.
Berdasarkan data yang diliris Pertamina, pertalite saat ini telah mengambil porsi sebesar 20,5 persen dari total konsumsi BBM dengan capaian sebesar 20 ribu kiloliter (kl) per hari atau naik 462 persen dari konsumsi Januari 2016 sebanyak 4.500 kl.
Kenaikan konsumsi juga dialami pertamax, mencapai 15,8 persen dengan penyerapan sekitar 15 ribu kl per hari atau naik 226 persen dari konsumsi pada Januari 2016 yakni 5.000 kl. Sementara itu, penyaluran BBM jenis premium turun 13 persen dari 70 ribu kl per hari pada awal 2016 menjadi 56 ribu kl atau 63,4 persen dari total konsumsi BBM.