Kamis 08 Sep 2016 18:18 WIB

Permintaan Lesu, Industri Kertas Dalam Negeri 'Pingsan'

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Budi Raharjo
Pekerja beraktivitas di pabrik kertas, (ilustrasi)
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Pekerja beraktivitas di pabrik kertas, (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengusaha kertas mengakui pasar penjualan kertas di dalam negeri sedang lesu. Ketua Umum Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI)‎ Misbahul Huda mengungkapkan pasar lokal merosot terkena imbas penurunan penjualan koran dan buku.

Bahkan, Misbahul menyebutkan industri kertas lokal seperti pingsan dikarenakan terlalu lama berdiam diri tanpa banyak order yang dikerjakan. "Sekarang media-media besar juga pembacanya turun‎. Sebagian besar pembaca sekarang menggunakan gadget untuk membaca berita," kata dia di kantor Kementerian Perindustrian, Kamis (8/9).

Industri kertas merupakan pemasok utama bahan baku kertas untuk industri media cetak dalam negeri. Penderitaan industri kertas bertambah setelah penjualan buku juga merosot. Penyebabnya, ujar Misbahul, kebijakan pemerintah agar murid sekolah tidak membeli buku. 

Akibatnya, proyek pengadaan buku oleh penerbit dan sekolah menurun drastis. Padahal buku sekolah adalah salah satu penunjang terbesar industri kertas. Meski sekarang pemerintah mulai merelaksasi kebijakan tersebut dan membiarkan sekolah serta murid untuk membeli buku, namun hal tersebut tidak banyak berpengaruh untuk industri kertas. 

Namun, Misbahul mengatakan, industri kertas cukup terbantu dengan meningkatnya permintaan kertas untuk packaging, kardus, dan tisu. Tiga jenis usaha ini diprediksi akan meningkat 1-2 persen.

Dalam setahun, industri kertas dan pulp mampu bertahan dengan memproduksi 10,4 juta ton kertas dan 6,4 juta ton pulp. Karena minimnya permintaan dalam negeri, pelaku usaha memililh memperbanyak ekspor ketimbang menunggu order dari dalam negeri. Dari jumlah produksi itu, sebanyak 6,4 juta ton dijual ke pasar ekspor. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement