Kamis 18 Aug 2016 21:15 WIB

Tancap Gas, Luhut Prioritaskan 10 Isu Energi

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Achmad Syalaby
Plt Menteri ESDM Luhut Binsar Pandjaitan (kiri) memberikan ucapan selamat kepada Kepala Badan Geologi yang baru, Ego Syahrial, seusai pelantikan di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (18/8).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Plt Menteri ESDM Luhut Binsar Pandjaitan (kiri) memberikan ucapan selamat kepada Kepala Badan Geologi yang baru, Ego Syahrial, seusai pelantikan di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (18/8).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Pelaksana Tugas Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Luhut Binsar Pandjaitan  meminta Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja untuk memaparkan proyek-proyek strategis dan kejaran-kejaran mendesak yang harus dirampungkan dalam waktu dekat.

Pengganti sementara Arcandra Thahar ini menyebutkan, ada 10 isu strategis yang menjadi prioritas utamanya, termasuk pembahasan revisi Undang-Undang (UU) Mineral dan Batu Bara, revisi UU Migas, percepatan pengembangan Blok Masela, pengembangan proyek migas laut dalam atau IDD, revisi PP 79 tahun 2010, dan pengembangan Lapangan Jangkrik di Selat Makassar serta isu lainnya. 

Salah satu yang menarik, adalah pemanfaatan gas yang dihasilkan dari Lapangan Jangkrik yang tergolong proyek laut dalam bisa memasok untuk pembangkit listrik dengan kapasitas total 350 Mega Watt (MW)."Dan untuk di Batam kita segera kordinasikan minggu depan PLN dengan Dirjen Listrik duduk," kata Luhut ditemui usai melantik Kepala Badan Geologi di kantornya di Jakarta, Kamis (18/8). 

Luhut juga menyebutkan bahwa ia akan segera merampungkan finalisasi pembahasan soal proes peralihan Blok Mahakam dari operator saat ini yakni Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation kepada PT Pertamina (persero). "Supaya tidak ada lagi panding isu yang masih jalan. Yang sisanya 20 lagi akan kita selesaikan bertahap. 10 pertama ini menurut Sekjen dan Dirjen Migas adalah yang paling urgen dibahas," katanya. 

Ia menambahkan, isu lainnya yakni percepatan proyek Blok Masela akan memangkas pengerjaannya sehingga paling telat tahun 2021 fasilitas pengolahan gas alam cair di sana bisa rampung. Isu lainnya yang juga dibahas adalah pengerjaan kilang Tuban dan Bontang serta penggarapan proyek kilang mini.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement