Kamis 18 Aug 2016 15:05 WIB

Pemindahan PT Dirgantara Indonesia ke Majalengka Disetujui Jokowi

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Nur Aini
Sejumlah teknisi menyelesaikan proses produksi pesawat  CN235 di hanggar PT Dirgantara Indonesia (DI), Bandung, Jawa Barat, Kamis (11/2).  (Antara/Novrian Arbi)
Sejumlah teknisi menyelesaikan proses produksi pesawat CN235 di hanggar PT Dirgantara Indonesia (DI), Bandung, Jawa Barat, Kamis (11/2). (Antara/Novrian Arbi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Dirgantara Indonesia (DI) akan dipindahkan ke kawasan Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka. Pemindahan industri pesawat terbang ini sudah mendapat restu dari Presiden Joko Widodo.

"PT DI rencananya akan pindah dari Bandung. Tapi tetap di Jabar. Karena kalau di Bandung sudah terlalu penuh," ujar Direktur PT DI Budi Santoso, usai menemui Gubernur Jabar Ahmad Heryawan di Gedung Sate, Bandung, Kamis (18/8).

Menurut Budi, pemindahan PT DI ke Kertajati telah diputuskan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Karena, saat ini PT DI yang bermarkas di kawasan Bandara Husein Sastranegara dinilai sudah tidak layak dengan luas yang hanya 50 hektare.

Budi mengatakan, saat menggelar pertemuan dengan presiden, ia pernah ditanya terkait luas lahan PT DI yang ternyata hanya 50 hektare.  "Masa produksi kapal terbang segitu, nggak maju-maju. Akhirnya Pak Presiden (memilih) di Kertajati," kata Budi.  

PT DI, kata dia, di Kertajati dijanjikan akan menempati lahan sekitar 200-300 hektare di kawasan bandara bertaraf internasional tersebut. Karena, berdasarkan arahan dari Presiden Jokowi, lahan baru yang akan ditempati PT DI harus lima kali sampai enam kali lipat dari lahan sekarang.

"Rencananya 2-3 tahun ke depan kami kemungkinan bisa pindah untuk menyiapkan fasilitas. Kan yang penting, ada lahannya dulu," katanya.

Kemungkinan, kata dia, PT DI akan pindah setelah Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) selesai berdiri. Nantinya, lahan PT DI yang di Kota Bandung sekarang akan dikembalikan ke negara karena yang memiliki adalah negara.

"Kemungkinan PT DI yang di sini (Kota Bandung) masih ada untuk alutsista (alat utama sistem ketahanan,red) karena kami juga akan membuat pesawat tempur," katanya.

Pembangunan Kertajati saat ini terus dilakukan mengingat 2017, bandara tersebut bisa beroperasi. Pembangunan Bandara Kertajati juga dilakukan untuk mengganti fungsi Bandara Husein Sastranegara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement