REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menarget investasi akan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi tahun depan karena pendapatan pajak belum sesuai ekspektasi.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menuturkan, investasi diharapkan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi tahun depan. Saat ini, ia menjelaskan, motor penggerak pertumbuhan lainnya, masih ditopang oleh pengeluaran pemerintah baik belanja barang dan modal.
"Satu yang penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia itu investasi baik dari dalam dan luar negeri. Selain itu, investasi swasta dan pemerintah juga harus terus didorong," ujar Bambang.
Sementara itu, Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyatakan pemerintah akan melakukan perbaikan penerimaan pajak tanpa membuat kegiatan ekonomi menjadi tertekan. Pernyataan tersebut, merupakan respon bersama 10 kementerian lain yang berada di bawah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian berkaitan dengan RAPBN 2017 dan Nota Keuangan yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidatonya di Gedung MPR/DPR/DPD RI.
Sri tidak menampik, jika dibandingkan dengan negara emerging market lainnya, rasio pajak Indonesia terhitung masih kecil. "Kebijakan perpajakan tetap diarahkan untuk mengoptimalkan potensi pajak. Namun tetap dijaga untuk meningkatkan daya beli masyarakat, mendorong iklim investasi dan dunia usaha," kata Sri dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Selasa (16/8).
Pemerintah menargetkan, pertumbuhan ekonomi pada 2017 mencapai 5,3 persen, sedangkan laju inflasi diperkirakan berada pada level 4,0 persen. Sementara, nilai tukar rupiah berada pada level Rp 13.300 per dolar AS dan rata-rata suku bunga Surat Perbendaharaan Negara tiga bulan, berada pada tingkat 5,3 persen.
Sementara itu, asumsi rata-rata harga minyak mentah Indonesia pada 2017, sebesar 45 dolar AS per barel. Lifting minyak dan gas bumi diperkirakan mencapai 1.930 juta barel, setara minyak per hari, yang terdiri dari lifting minyak bumi sebesar 780 ribu barel per hari dan gas bumi sekitar 1.150 juta barel setara minyak per hari.