REPUBLIKA.CO.ID, NIGER DELTA -- Militan kembali meledakkan pipa minyak mentah milik Niger Delta Nigeria. Pemimpin protes dan pengunjuk rasa menyampaikan informasi tersebut pada Kamis (11/8). Sementara pengunjuk rasa terus memblokir jalan masuk ke fasilitas depot minyak Chevron di hari ketiga unjuk rasa.
Pada Rabu, kelompok yang menyebut diri Delta Greenland Justice Mandate mengklaim telah menyerang pipa minyak mentah. Dua perusahaan yang diserang adalah perusahaan minyak negara NNPC dan perusahaan lokal Shoreline Natural Resources di Urhobo, Delta.
Pemimpin pemuda, Collins Edema membenarkan laporan. "Itu benar, tapi saya tidak punya detailnya," kata pemimpin unjuk rasa itu. Ia mengatakan pipa terbakar. Reuters tidak bisa mengonfirmasi keterangan ini.
Edema juga mengatakan pengunjuk rasa yang sebagian besar pemuda pengangguran terus demo sejak Selasa. Mereka berkumpul di depot minyak Chevron untuk meminta pekerjaan, perumahan, juga klaim fasilitas permukiman yang rusak.
Edema mengatakan unjuk rasa mereka berlangsung damai pada Kamis. Komunitas pekerja di dalam ladang tangki juga bergabung dalam protes ketika kami bicara.
"Tidak ada yang masuk dan keluar fasilitas sejak kami mulai demo, tapi Chevron telah mengangkut staf senior dari fasilitas," kata dia. Reuters tidak bisa mengonfirmasi hal ini.
Chevron hanya membenarkan adanya protes, namun tidak menjelaskan apakah produksi minyak terimbas atau tidak. Edema mengatakan pengunjuk rasa mungkin bisa menutup aliran minyak mentah di Abitey, Jones Creek dan area operasi lain jika permintaan tidak dipenuhi.
Komunitas di selatan Nigeria telah mengeluh soal polusi minyak dan perumahan dipindahkan untuk membuat jalur minyak. Penduduk sekitar juga hidup dalam kemiskinan di sekeliling kekayaan minyak.
Wilayah Niger Delta telah ditempa gelombang serangan militan terhadap pipa gas dan minyak. Menurut NNPC, produksi Nigeria menurun jadi 700 ribu barel per hari.