REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis nilai kapitalisasi pasar modal domestik pada 2016 ini dapat menembus Rp 6.000 triliun seiring dengan bertambahnya jumlah perusahaan tercatat atau emiten melalui mekanisme penawaran umum perdana saham (IPO).
"Sebanyak tujuh perusahaan sedang proses IPO. Jika prosesnya lancar semoga kapitalisasi pasar modal kita bisa di atas Rp 6.000 triliun," ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio di Jakarta, Jumat (8/6).
Kapitalisasi pasar, kata dia, menunjukkan nilai efek yang tercatat di bursa saham atau, secara definisi diartikan sebagai total nilai surat berharga yang diterbitkan oleh berbagai perusahaan di dalam satu pasar. Berdasarkan data BEI per 5 Agustus 2016, nilai kapitalisasi pasar modal Indonesia sebesar Rp 5.838,51 triliun.
Ia menambahkan bahwa ekonomi nasional tumbuh yang terlihat dari beberapa data yang telah dirilis juga akan membuat psikologis investor saham semakin positif terhadap industri pasar modal. "Ekonomi kita tumbuh lebih dari lima persen, inflasi stabil, cadangan devisa kita juga naik. Saya juga percaya program amnesti pajak turut memberikan dampak positif bagi pasar modal," katanya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia pada kuartal II 2016 tumbuh mencapai 5,18 persen, maka secara akumulatif pertumbuhan ekonomi pada semester I-2016 mencapai 5,04 persen.
BPS juga mencatat indeks harga konsumen pada Juli 2016 terjadi inflasi sebesar 0,69 persen, sedangkan inflasi tahun berjalan sebesar 1,76 persen dan tahunan sebesar 3,21 persen.
Sementara itu, Bank Indonesia mencatat posisi cadangan devisa Indonesia akhir Juli 2016 sebesar 111,4 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir Juni 2016 sebesar 109,8 miliar dolar AS. Menurut Tito Sulistio, sentimen dari dalam negeri yang positif itu juga akan terus mendorong dana investor asing terus mengalir ke pasar saham domestik. "Aliran dana asing sejak awal tahun sudah net buy lebih dari Rp 32 triliun. Investor domestik jangan ketinggalan," katanya.