Sabtu 06 Aug 2016 01:33 WIB

Jokowi Mania: Masih Banyak yang Perlu Dibenahi Ketika Menggenjot Investasi

Alat berat mengerjakan proyek jalan Tol Cijago, Depok, Jawa Barat, Selasa (26/7).  (Republika/Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Alat berat mengerjakan proyek jalan Tol Cijago, Depok, Jawa Barat, Selasa (26/7). (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum Relawan Jokowi Mania (Joman, Imanuel Eben Ezer, mengatakan masih banyak yang perlu dibenahi agar investasi dan perdagangan berjalan lancar.  Pemerintah sudah dan akan terus berusaha menyederhanakan aturan, antara lain dengan membatalkan 3.153 peraturan daerah (Perda). Ini belum cukup, maka perlu masukan masyarakat.

Hal itu disampaikan Imanuel usai bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan makan siang bersama pimpinan 29 organisasi relawan, di Istana Negara, Jakarta, Jumat  (5/8). Setelah Relawan menyampaikan masukan, kata dia, Jokowi mengatakan, pemerintah senantiasa mengharapkan masukan masyarakat.

Menurut Imanuel, Jokowi juga menyampaikan keinginan pemerintah untuk menaikkan kemudahan/iklim berinvestasi yang masih  peringkat 109 dan tahun 2017 mendatang,

‘’Presiden Jokowi ingin menjadi peringkat 40, sangat memerlukan dukungan institusi penegak hukum seperti Kepolisian, Jokowi mengakui masih banyak yang perlu dibenahi,’’ katanya, melalui release kepada Republika.co.id

Untuk itu, pembangunan infrastruktur ke depan akan terus ditingkatkan. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang selama ini membangun jalan tol, ke depan akan menjual yang sudah selesai dibangun, hasil penjualan bisa membangun tol baru.

“Republik Rakyat Tiongkok (RRC) setiap tahun bisa membangun 5.000 sampai 7.000 kilometer jalan tol. Sedangkan kita selama 71 tahun baru bisa membangun  800-an kilometer. Kita harus kejar,” ujar Immanuel.

Supaya BUMN semakin kuat, akan didirikan holding bagi perusahaan-perusahaan sejenis, kemudian didirikan super holding sebagi gabungan sejumlah holding. “Kita harus bekerja yakin . Dengan dukungan masyarakat dan situasi politik, kita yakin,” paparnya.

Pertemuan dengan Presiden Jokowi, merupakan lanjutan  Silaturahmi Nasional ribuan relawan dengan Jokowi, Minggu 24 Juli. Dalam pertemuan di Istana Negara, Presiden Jokowi mengulangi imbauan agar masyarakat memberi masukan bagaimana situasi di bawah.

“Mata dan telinga saya adalah relawan. Supaya investasi dan perdagangan lancar, relawan harus memberi tahu apa yang terjadi di bawah,” kata Jokowi pada acara Silaturahmi Nasional beberapa waktu sebelumnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement