REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Archandra Tahar mengaku masih belajar soal isu-isu strategis sektor energi, khususnya yang berkaitan dengan mineral dan batu bara, ketenagalistrikan, serta energi baru terbarukan. Hal ini karena latar belakangnya yang sangat kental di dunia minyak dan gas bumi (migas) selama lebih dari 20 tahun.
Ia mengaku ilmunya di lingkup migas belum menyeluruh. Chandra berjanji untuk mempelajari semua isu dan kebijakan strategis sektor energi. "Oil and gas sangat luas sekali. Begitu juga listrik. Range ilmu itu 1-10, setengah saja mungkin nggak. Minerba juga sama. Belum lagi masalah teknis, saya lebih banyak nggak punya ilmu lagi. Insya Allah saya akan belajar sekuat tenaga," kata Chandra, Jumat (28/7).
Chandra bahkan menyebut bahwa dalam hal penguasaan kompetensi, tidak ada manusia yang seperti 'Superman', tokoh superhero yang ada di serial televisi. Untuk secara cepat bisa menguasai isu strategis yang ada di sektor ini perlu waktu.
"Tim dan saya sudah identifikasi permasalahan yang ada. Untuk kelistrikan misalnya ini program presiden. Saya sebagai pembantu presiden akan mengamankan program 35 ribu MW, kendala yang muncul dengan kementerian lain akan kita cari solusi dalam waktu singkat," katanya.
Chandra juga merencanakan untuk mengumpulkan seluruh stake holder sektor energi, termasuk para kontraktor, operator, dan investor pada pekan depan. Tujuannya untuk menarik aspirasi serta keluhan yang ada di lapangan terkait hambatan-hambatan investasi.
"Akan kita jadwalkan satu per satu, permasalahan di mana dan apa yang bisa kita bantu sesuai kewenangan KESDM. Apabila kewenangan KESDM tidak cukup menyelesaikan masalah Masela, 35 ribu MW, maka saya akan diskusi dengan presiden untuk mencari solusi agar program berjalan dengan baik," kata Chandra.