Jumat 15 Jul 2016 21:34 WIB

Tax Amnesty Beri Sentimen Positif untuk Kurs Rupiah

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Mirza Adityaswara
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Mirza Adityaswara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menilai kebijakan pengampunan pajak atau tax amnesty memberi sentimen positif pada kurs rupiah dan meningkatnya cadangan devisa.

Deputi Gubernur Senior Mirza Adityaswara menjelaskan, meningkatnya cadangan devisa dan penguatan kurs rupiah yang terjadi sejak pekan lalu menunjukkan banyaknya capital inflows yang masuk ke Indonesia setelah Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit), dan didorong oleh tax amnesty.

"Karena Brexit membuat outlook di Eropa jelek, kemudian outlook di emerging market bagus. Kemudian setelah tax amnesty disetujui itu juga semakin positif, jadi inflows masih masuk terus ke pasar keuangan," ujar Mirza saat ditemui di Gedung Bank Indonesia, Jumat (15/7).

Meskipun implementasi pengampunan pajak belum terjadi karena menunggu penerbitan aturan teknis dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK), kebijakan ini dinilai akan membawa sentimen positif.

Mirza menjelaskan, sentimen positif tersebut ada dalam bentuk pembelian  dana ke luar negeri yang masuk ke Indonesia. Selain itu, dengan adanya kebijakan ini, terlihat ada potensi untuk pertumbuhan ekonomi lebih tinggi. Sehingga para investor mendahului masuk dulu.

"Nanti memang pada saat tax amnesty sudah implementasi, kemudian dana- dana tax amnesty masuk, pasti memang untuk sementara waktu kelihatan di pasar keuangan,"tutur Mirza.

Kemudian dana tersebut, lanjut Mirza, akan masuk menjadi suatu permintaan kredit, ekspansi usaha, menjadi penerbitan obligasi, atau membeli right issue perusahaan swasta dan BUMN.

"Hal yang normal masuk dulu ke pasar keuangan baru kelihatan di sektor riil, buat saya itu suatu siklus yang normal saja,"ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement