Jumat 24 Jun 2016 14:47 WIB

JK Sebut Brexit Beri Sentimen Proteksi Ekonomi

Red: Nur Aini
Bendera Inggris dan Uni Eropa
Foto: Reuters
Bendera Inggris dan Uni Eropa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan kemenangan kelompok pro-Brexit dalam referendum Inggris pada 23 Juli untuk menentukan keluar sebagai anggota Uni Eropa (UE) tidak berdampak besar secara langsung bagi Indonesia.

"Efeknya bagi kita sebenarnya tidak besar, tapi spirit proteksi itu akan terjadi di banyak negara," kata Jusuf Kalla di Auditorium Kantor Wapres, Jakarta, Jumat (24/6).

Menurut JK, Indonesia akan tetap menjaga hubungan baik dengan Inggris dan UE tanpa dipengaruhi sentimen kemenangan Brexit. "Indonesia sama saja sebenarnya, mengekspor ke Inggris dan mengekspor ke Uni Eropa sama saja, efeknya lebih banyak terjadi di internal Uni Eropa," ujarnya.

JK menambahkan sentimen negatif untuk meningkatkan proteksi juga dapat terjadi antara Inggris dan Amerika Serikat yang selama ini memiliki hubungan ekonomi yang kuat dengan UE. "Apalagi kondisi ekonomi di Amerika juga sedang bermasalah," kata dia.

Meskipun tidak berdampak besar bagi Indonesia, Wapres mengakui Brexit akan mengakibatkan sentimen negatif bagi investor asing yang menanamkan modalnya di Inggris, termasuk investor asal Indonesia.

"Itu (Brexit) bisa juga menyebabkan kebijakan-kebijakan yang sama di banyak negara, buktinya investasi di Inggris dari asing sekarang mulai menurun karena mereka tidak bisa bebas masuk Eropa, jadi terjadilah saham-saham yang jangkauannya luas menjadi negatif," kata dia.

Dilansir Xinhua London, rakyat Inggris yang menginginkan negaranya keluar dari UE pada Jumat pagi waktu setempat memenangi referendum Brexit (Inggris keluar dari UE) dengan mencatat perolehan 52 persen dari 71 persen suara yang masuk. Dari total suara yang masuk tersebut, lebih dari 17 juta warga memilih Inggris mencabut keanggotaan, sementara sekitar 16 juta lainnya memilih tetap menjadi bagian dari UE.

Hasil referendum itu akan membuat Inggris menarik diri dari keanggotaan UE setelah bergabung selama 43 tahun. Inggris menjadi negara pertama yang keluar dalam sejarah 60 tahun keberadaan kelompok Eropa itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement