REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Summarecon Agung Tbk memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp 5 per lembar saham. Sehingga, total dividen yang akan dibagikan perseroan sekitar Rp 72 miliar.
"Dividen akan dibagikan pada 23 Juli 2016, sisanya untuk modal kerja," kata Direktur Utama Summarecon Adrianto P Adhi di Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perusahaan di Jakarta, Kamis (23/6).
Selain untuk dividen, laba bersih tahun 2015 akan dialokasikan untuk dana cadangan dan laba ditahan guna memperkuat permodalan dan ekspansi bisnis perusahaan di bidang properti.
Dijelaskan, kinerja Summarecon pada 2015 secara umum memang mengalami penurunan. Pendapatan perseroan turun dua persen dibandingkan tahun lalu menjadi sebesar Rp 5,62 triliun. Laba kotor dibukukan sebesar Rp 2,91 triliun atau turun lima persen dibandingkan tahun lalu.
Laba bersih yang didistribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp 0,86 triliun atau mengalami penurunan 38 persen dibandingkan tahun lalu. Namun, dari sisi neraca, aset perseroan per 31 Desember 2015 tercatat sebesar Rp 18,76 triliun atau meningkat 18 persen dibandingkan tahun lalu.
Jumlah kewajiban meningkat sebesar 19 persen menjadi Rp 11,23 triliun dan ekuitas meningkat sebesar 17 persen menjadi Rp 7,53 triliun. Unit bisnis pengembangan properti mencatat pendapatan Rp 3,98 triliun, menurun lima persen atau Rp 0,23 triliun dari pendapatan tahun 2014 sebesar Rp 4,21 triliun.
Unit bisnis ini memberikan kontribusi sebesar 71 persen terhadap total pendapatan perseroan pada tahun 2015. Pendapatan dari unit bisnis pengembangan properti berupa pendapatan atas rumah sebesar Rp 1,35 triliun, ruko Rp 0,95 triliun, tanah kavling Rp 0,04 triliun dan apartemen Rp 1,63 triliun. Berdasarkan lokasi, pendapatan ini berasal dari Summarecon Bekasi Rp 1,78 triliun, Summarecon Serpong Rp 1,59 triliun dan Summarecon Kelapa Gading Rp 0,60 triliun.
"Sepanjang 2015, Summarecon mengamati bahwa calon pembeli properti di Indonesia masih menghadapi masalah keterjangkauan karena pembatasan dari Bank Indonesia untuk pemenuhan syarat kredit yang dikeluarkan pada Oktober 2013," kata Adrianto.
Untuk memudahkan, kata dia, bagi pelanggan tertentu akan mendapatkan perpanjangan program pembayaran tunai bertahap, dari sebelumnya 24 bulan menjadi 60 bulan.
Melihat kondisi ekonomi saat ini, perseroan menargetkan pra-penjualan marketing 2016 sebesar Rp 4,5 triliun atau naik sebesar tiga persen dibandingkan 2015. Target tersebut diharapkan dapat diperoleh dari penjualan produk properti di Serpong, Bandung, Bekasi, Kelapa Gading, dan Karawang.
Dalam RUPS kali ini, diputuskan jajaran komisaris dan direksi, sebagai berikut
Dewan Komisaris
Komisaris Utama: Soetjipto Nagaria
Komisaris: Harto Djojo Nagaria
Komisaris Independen: Edi Darnadi dan Esther Melyani Homan
Direksi
Direktur Utama: Adrianto P Adhi
Direktur: Liliawati Rahardjo, Lexy Arie Tumiwa, Soegianto Nagaria, Herman Nagaria, Yong King Ching, Sharif Benyamin
Direktur Tidak Terafiliasi: Lilies Yamin