Rabu 22 Jun 2016 16:08 WIB

Jaguar Land Rover Terancam Rugi hingga 1 Miliar Pound

Land Rover.
Foto: trucktrend
Land Rover.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Apabila Inggris jadi meninggalkan Uni Eropa, produsen otomotif Inggris, Jaguar Land Rover (JLR)  memperkirakan keuntungan yang mereka peroleh akan terpangkas hingga 1 miliar pound atau 1,47 miliar dolar AS hingga akhir dekade ini. 

Menurut sumber yang dekat dengan pimpinan perusahaan, skenario itu adalah yang terburuk dan telah diperkirakan ekonom perusahaan, David Rea. David memberikan gambaran kondisi terburuk bila hasil referendum Kamis mendatang menyepakati Inggris  keluar dari blok perdagangan terbesar di dunia itu.  Hal itu juga memicu kekhawatiran sejumlah perusahaan terkait ketidakpastian yang muncul apabila Inggris berada di luar Uni Eropa. 

Penurunan pendapatan hingga 1 miliar pound sebelum pajak tahun 2020 akan berlaku jika Inggris kembali mengikuti aturan organisasi perdagangan dunia (WTO). Dalam aturan itu ditetapkan tarif ekspor 10 persen dan impor 4 persen untuk sejumlah komponen. 

"Kita harus mengeluarkan biaya hingga 1 miliar pound," kata sebuah sumber setelah mempelajari nasib JLR pada laporan setebal  89 halaman bertajuk Referendum The View.

Saat ini JLR yang sahamnya dikuasai Tata Motors, telah menjual hampir seperempat produksinya yang mencapai 520 ribu unit, ke Eropa. Mereka juga masih meninjau dampak yang akan ditimbulkan apabila Inggris jadi keluar dari Uni Eropa. "Kami masih melihat makro ekonomi dan geo politik yang terus berubah di dunia," kata seorang juru bicara JLR melalui surat elektroniknya. 

Sejumlah kaangan pebisnis juga masih enggan mengomentari masalah tersebut. Namun, Ford yang memiliki pabrik di Inggris mengakui hal itu akan membuat mereka terkena tarif 2,7 persen untuk ekspor mesin kendaraan. Tarif impor kendaraan juga akan dikenakan hingga lebih dari 10 persen. 

Kabarnya, JLR masih dapat membuka kantor perwakilan di Brussels, Belgia atau Luxembourg apabila Inggris memutuskan meninggalkan Uni Eropa. Hal itu perlu dilakukan guna mempertahankan pasarnya di Eropa.

Sumber di JLR menyebutkan hal itu bisa saja dilakukan, namun JLR akan tetap berada di Inggris sebagai kantor pusatnya. "JLR adalah perusahaan Inggris dan kantor pusat kami tetap di Inggris," katanya. 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement