Sabtu 18 Jun 2016 00:36 WIB

Indonesia Berpeluang Besar di Industri Kecantikan

Rep: Desy Susilawati/ Red: Andi Nur Aminah
Pengunjung melihat produk kecantikan dalam pameran produk kosmetik dan herbal di Kementerian Perindustrian, Jakarta,  Rabu (2/9).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pengunjung melihat produk kecantikan dalam pameran produk kosmetik dan herbal di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (2/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri kecantikan selalu memperlihatkan peningkatan yang konsisten dibandingkan industri lainnya. Menurut Euromonitor International, negara-negara berkembang berkontribusi sebesar 51 persen bagi industri kecantikan global, termasuk di antaranya Indonesia yang memiliki pasar yang dinamis di kawasan Asia Tenggara. Diestimasikan, Indonesia akan menjadi pasar pertumbuhan utama untuk industri kecantikan pada 2019 mendatang.

Kepala Sub Direktorat Industri Farmasi dan Kosmetika Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Afrida Suston Niar, mengatakan, Indonesia memiliki peluang besar dalam industri kecantikan karena pasar domestik yang luas, ketersediaan SDM, dan juga potensi material bahan baku. Sebagai negara beriklim tropis, serta kaya akan warisan kecantikan, keberagaman suku bangsa dan budaya, menjadi keunikan tersendiri bagi pengembangan industri kosmetik dan perawatan kecantikan yang potensial.

"Industri kosmetik merupakan salah satu industri yang stategis dan potensial mengingat bahwa saat ini terdapat 760 perusahaan kosmetik skala besar, menengah dan kecil yang tersebar di wilayah Indonesia. Serta mampu menyerap 75 ribu tenaga kerja secara langsung dan 600 ribu tenaga kerja secara tidak langsung," jelasnya dalam konferensi pers Pameran UBM BeautyIndonesia, di Jakarta belum lama ini.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) Tahun 2015-2035, industri kosmetik menjadi salah satu industri andalan. Yaitu industri prioritas yang berperan besar sebagai penggerak utama (prime mover) perekonomian. Selain menekankan pada penguasaan riset dan teknologi untuk mendukung inovasi produk kosmetika, diharapkan pula terciptanya kemandirian bahan baku kosmetika, terutama berbasis alam Indonesia.

General Manager PT UBM Indonesia, Ivan Ferrari, menjelaskan dengan keunikan, kekayaan bahan alami kecantikan, serta populasi penduduk mencapai 260 juta, Indonesia adalah sebuah pasar lokal yang luas dan dinamis. Dimana seluruh merek global berada, yang bisa menciptakan persaingan yang kuat dan peluang besar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement