REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) mendorong agar ekonomi Islam berkontribusi langsung kepada kemajuan masyarakat di Tanah Air.
"Program-program kita utamanya difokuskan untuk bagaimana ekonomi Islam bisa berkontribusi kepada masyarakat secara langsung," kata Ketua Dewan Pengurus Pusat IAEI Bambang Brodjonegoro usai pertemuan dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Selasa (7/6).
Ia menyebutkan program yang ditonjolkan adalah mengenai "Islamic microfinance insurance" yang ditujukan untuk membantu rumah tangga sangat miskin. "Kami fokus bagaimana membantu masyarakat secara riil," kata Bambang yang juga Menteri Keuangan Kabinet Kerja.
Ia menyebutkan pertemuan dengan Presiden Jokowi antara lain untuk mengenalkan pengurus organisasi itu. "Kami juga menyampaikan program-program kita yang utamanya difokuskan agar ekonomi Islam bisa berkontribusi kepada masyarakat secara langsung," katanya.
Presiden Jokowi menerima pengurus DPP IAEI itu sekitar pukul 13.30 hingga sekitar pukul 14.00 WIB sebelum sidang kabinet paripurna membahas RAPBNP 2016 dan persiapan Idul Fitri 1437 Hijriah. Dalam kesempatan itu Presiden Jokowi didampingi Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Teten Masduki.
Selain Ketua Umum, pengurus DPP IAEI yang hadir dalam pertemuan itu antara lain Wakil Ketua Umum II DPP IAEI Halim Alamsyah yang juga merupakan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Selain itu hadir Wakil Ketua Umum I Achmad Baiquni dan Wakil Ketua Umum III Syafi'i Antonio.
IAEI merupakan organisasi para akademisi dan praktisi untuk melakukan pengkajian, pengembangan, pendidikan dan sosialisasi ekonomi Islam. IAEI dideklarasikan pada tanggal 3 Maret 2004 di Kampus Universitas Indonesia Salemba, setelah sehari sebelumnya menyelenggarakan Konvensi Nasional Ekonomi Islam di Istana Wakil Presiden Jakarta.