REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla mengatakan, di tengah perlambatan ekonomi global negara-negara ASEAN harus mulai bersatu untuk membangun konektivitas perekonomian. Sebab, ASEAN saat ini telah tumbuh menjadi komunitas yang kuat diantara komunitas yang lainnya.
"Sudah saatnya kita membangun industri yang saling melengkapi," ujar Jusuf Kalla dalam diskusi panel World Economic Forum di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu (1/6).
Membangun konektivitas di ASEAN dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya membangun standarisasi industri sehingga produk antar negara dapat saling melengkapi. Jusuf Kalla mengatakan, melalui konektivitas tersebut maka akan muncul kesetaraan dan kesejahteraan yang sama antar negara.
Saat ini kesetaraan di ASEAN masih belum terlihat, karena masing-masing negara cenderung saling berkompetisi di sektor industri manufaktur. Sudah banyak perusahaan besar yang menjadikan ASEAN sebagai basis produksi di berbagai sektor, seperti sepatu dan garmen.
Untuk menarik investasi asing dari perusahaan-perusahaan besar ini, negara-negara ASEAN cenderung saling berkompetisi dalam menyediakan tenaga kerja dengan upah murah dan menjual kembali produknya dengan harga tinggi. Menurut Jusuf Kalla, perang tarif buruh murah bukan alat untuk mencapai kesetaraan di ASEAN.
"Kita (ASEAN) harus bekerja sama dengan seluruh dunia. Kita tidak harus memaksa tenaga kerja untuk berkompetisi ke negara yang upah murah," kata Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla menambahkan, melalui kesetaraan tersebut maka akan timbul kesejahteraan bagi seluruh masyarakat ASEAN karena investasi akan semakin bertambah. Dengan demikian, negara dapat memberikan penghasilan kepada rakyat untuk mendorong dan memperbaiki daya beli.
"Kita harus bekerja keras untuk adanya sebuah inklusi tersebut," kata Jusuf Kalla.
Di ASEAN, politik dan keamanan menjadi modal utama untuk meningkatkan kerja sama. Selain itu, pluralisme di negara-negara ASEAN juga dapat menjadi modal untuk semakin menguatkan posisi ASEAN dalam perekonomian global.
Jusuf Kalla mengatakan, saat ini Indonesia sedang memprioritaskan pembangunan infrastruktur untuk memudahkan konektivitas antar pulau dan mendukung pertumbuhan industri manufaktur serta meningkatkan investasi.
Selain itu, pemerintah Indonesia juga berupaya meningkatkan pertumbuhan di sektor pertanian untuk mencapai ketahanan pangan. Sektor ini harus didorong, sebanyak 40 persen tenaga kerja di Indonesia terserap di sektor pertanian. Jusuf Kalla mengatakan, pemerintah Indonesia juga ingin meningatkan sektor jasa dan pariwisata.