REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menginjak tahun kelima, bisnis fashion Muslim daring Hijup.com milik Diajeng Lestari semakin berkibar. Jangkauan pasar internasional diperkuat sekaligus menghimpun kerja sama dengan desainer lokal.
Ajeng, sapaan akrabnya, patut berbangga. Sebab, jalan bisnis yang tidak selalu mulus mengiringi pada masa merintis HijUp. Namun ia percaya, janji Allah bahwa hadiah atas sabar setelah menghadapi tantangan dan kegagalan, yakni rezeki dan dukungan partner hidup sekaligus bisnis, yakni pendiri dan CEO BukaLapak.com Achmad Zaky.
Bisnis digital dalam jaringan selalu tampak mudah dimulai, cepat "meledak" dan berpotensi meraup keuntungan tanpa keringat. Anggapan tersebut tak melulu benar karena segala jenis bisnis besar apapun diawali perjuangan.
Bisnis fashion Muslim online Hijup.com yang sudah tampak mapan hari ini pun dimulai dengan perjuangan-perjuangan tak sederhana, terutama pada awal perintisannya pada Agustus 2011. Ajeng yang seorang ibu rumah tangga mula-mula tergoda merambah bisnis dalam jaringan setelah mendapatkan banyak pelajaran dari suami yang merupakan pendiri Bukalapak.com.
Ia juga rupanya telah gemar memanfaatkan potensi bisnis dengan berdagang kecil-kecilan pada masa kecil dan remaja. Wanita lulusan Ilmu Politik FISIP Universitas Indonesia tersebut pun memantapkan hati merambah bisnis fesyen Islami dengan melakukan penelitian kecil terlebih dahulu.
Penelitian bertujuan menegaskan asumsi awal tentang luas dan beragamnya pasar fashion Muslim di Tanah Air maupun mancanegara. Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim mayoritas dinilai harus mengambil langkah terdepan dalam memotori bisnis fashion Muslim, bukan memasrahkan diri menjadi konsumen semata.
Apalagi, pada kondisi tersebut banyak memunculkan para desainer lokal kreatif yang menelurkan ide-ide dan produk baru di bidang fashion Muslim. Fasilitas internet beserta segala layanannya harus bisa dioptimalkan untuk membawa Indonesia menjadi pionir produsen hijab untuk warga dunia.
"Banyak desainer muda punya ide baru, material baru, cutting baru untuk hijab, menggunakan warna yang serbaeksperimental, di sisi lain marketnya juga besar," kata dia kepada Republika.co.id belum lama ini. Hal tersebut terjadi karena suasana Indonesia yang mendukung di mana kondisinya multikultur dan demokratis sehingga memunculkan orang-orang kreatif.