Selasa 24 May 2016 17:26 WIB

Pedagang Daging Sapi Senyum-Senyum Tanggapi Permintaan Jokowi

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Teguh Firmansyah
Pedagang daging sapi.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pedagang daging sapi.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Pedagang daging sapi di penampungan sementara Pasar Badung, Denpasar, Bali, senyum-senyum menanggapi keinginan Presiden Jokowi agar harga daging sapi Rp 80.000 per kilogram. Bagaimana akan turun, sementara harga sapinya sudah naik lagi.

"Rasanya tidak mungkin harganya di bawah Rp 100 ribu, kalau antara Rp 102.000-Rp 105.000 masih mungkin," kata Arjani di Denpasar, Bali, Selasa (24/5).

Saat ini harga daging sapi di Denpasar untuk daging super Rp 105.000 per kiloram. Sementara daging yang lebih bagus seperti lulur dalam mencapai Rp 130.000 dan lulur luar Rp 115.000 per kilogram.

Sebagai penjual daging sapi, kata Arjani, dia hanya mengikuti harga sapi di pasaran. Kalau harga sapinya naik, maka dagingnya akan mengikuti. Apalagi sekarang tutur Arjani, untung berjualan daging lebih sedikit, karena biaya-biaya operasionalnya naik, seperti ongkos angkut sapi dari pasar sapi ke tempat pemotongan.

"Kami tidak berani menaikkan harga daging terlalu tinggi, mengingat daya beli masyarakat. Iya biarlah untung sedikit, asal usaha tetap jalan," kata Arjani yang keluarganya sudah menekuni berjualan daging sapi lebih dari 50 tahun.

Baca juga, Harga Daging Sapi di Kulonprogo Naik.

Ia mengatakan, naiknya harga sapi di Bali juga membuat sejumlah pedagang sapi antarpulau yang membeli sapi di Bali tidak berdaya. Mereka akan kesulitan mendapatkan untung.

Belum lagi risiko di jalan saat membawa sapi ke Jakarta juga harus diperhitungkan. Kalau ada sapi yang sakit atau mati di perjalanan, risikonya sangat besar. Itu sebabnya harga daging sapi di Pulau Jawa jadi lebih mahal ketimbang di Bali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement