Selasa 24 May 2016 16:40 WIB

Tolak Impor, Mentan Tegaskan Pasokan Bawang Cukup

Rep: Sonia Fitri/ Red: Nur Aini
Harga Bawang Merah Naik: Pedagang memilah bawang merah di Pasar Senen, Jakarta, Senin (18/5).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Harga Bawang Merah Naik: Pedagang memilah bawang merah di Pasar Senen, Jakarta, Senin (18/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menegaskan pasokan bawang merah cukup bahkan surplus untuk memenuhi permintaan kebutuhan di Ramadhan 2016. Ia mengaku sejak awal tidak setuju dengan rencana impor komoditas pangan tersebut.

"Tidak akan saya keluarkan izin impor bawang," katanya, Selasa (24/5). Ia belum lama ini bahkan melakukan nota kesepahaman dengan Asosiasi Bawang Merah agar menjaga pasokan dan harga di Ramadhan. Ketersediaan bawang merah pada Juni dan Juli aman tercukupi bahkan surplus.

Hal tersebut berdasarkan laporan pasokan dari asosiasi, bahwa jumlah bawang merah yang masuk Jakarta sebanyak 280 ton hingga 300 ton per hari sedangkan kebutuhannya hanya 240 ton hingga 280 ton per hari. Harga bawang merah saat ini sudah turun jika dibanding harga dua pekan lalu.

Harga bawang merah di tingkat bandar Rp 14 ribu hingga Rp 20 ribu per kilogram. Sementara di tingkat eceran untuk bawang merah kecil Rp 20 ribu per kilogram dan bawang merah besar Rp 25 ribu per kilogram. Sedangkan harga bawang merah pada dua pekan lalu mencapai Rp 40 ribu hingga Rp 45 ribu per kilogram.

Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia Ikhwan Arif juga menolak rencana impor bawang merah oleh Kementerian Koordinator Perekonomian. "Harga saat ini di tingkat bandar Rp 20 ribu, lalu harga di petani Rp 16 ribu," kata dia. Harga tersebut pun sudah minim dalam mengambil keuntungan tetapi harus dilakukan karena pasokan berlimpah.

Ia menilai, rencana impor disebabkan pemerintah yang tidak mengerti siklus panen bawang yang beruntun dan terlalu ketakutan pasokan bawang habis. Sebab faktanya, saat ini panen merata di sejumlah daerah semisal Cirebon, Brebes, Kendal, Purwodadi, Probolinggo, Nganjuk, Kediri, Ponorogo, NTB, dan NTT.  

"Mei hingga Agustus akan ada siklus panen raya bawang setelah penanaman padi pertama, ini memang siklusnya begitu setiap tahun," ujarnya. Sebab bukan merupakan pangan pokok, setiap tahun permintaan bawang merah juga stabil di Ramadhan. Jika impor bawang merah direalisasikan, hal tersebut akan sangat menyakitkan petani.

Sekretaris Jenderal Serikat Pedagang Pasar Indonesia (SPPI) Egi Bismo pun mengutarakan hal serupa. "Pasokan melimpah di pasar, cuma harganya memang masih tinggi karena ulah spekulan jelang Ramadhan," katanya.

Baca juga: Pemerintah akan Impor 2.500 Ton Bawang Merah

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement