REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Harga gula pasir di pasaran terus mengalami kenaikan. Diduga, kondisi itu akibat permainan oknum pedagang gula yang sengaja menimbun barang kebutuhan pokok masyarakat tersebut.
Salah seorang pedagang kelontong di Pasar Pagi Kota Cirebon, Ida menyebutkan, harga gula pasir saat ini mencapai Rp 15 ribu per kg. Itu berarti, dalam dua pekan terakhir, harga gula pasir mengalami dua kali kenaikan, yakni dari Rp 12 ribu per kg dan Rp 14 ribu per kg.
''Naiknya lumayan cepat,'' ujar Ida, akhir pekan kemarin.
Ida mengaku tidak tahu pasti penyebab naiknya harga gula pasir. Dia memperkirakan, kenaikan harga itu akan terus terjadi hingga bulan puasa dan Lebaran mendatang.
Sekretaris Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jabar Haris Sukmawan menduga, tingginya harga gula di pasaran itu karena ada pedagang besar yang sengaja menimbun gula menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 2016.
''(Dengan ditimbun), maka stok gula di pasaran menipis sehingga harga gula menjadi naik,'' kata Haris.
Padahal, kata Haris, stok gula saat ini mencukupi bahkan hingga Lebaran nanti. Apalagi, petani tebu rakyat sudah memasuki musim giling.
Untuk petani tebu di Cirebon, musim giling dilakukan mulai 21 Mei dan 26 Mei di dua pabrik gula, yakni di Pabrik Gula Tersana Baru dan Pabrik Gula Jatitujuh.
Haris mengatakan, dengan adanya penimbunan yang berakibat menipisnya stok gula di pasaran, maka ada oknum yang akan melakukan pengajuan impor. Jika impor disetujui pemerintah, maka gula akan membanjiri pasaran.
Dampaknya, harga gula petani tebu lokal menjadi anjlok. Petani pun akhirnya mengalami kerugian.
Haris berharap, pemerintah bisa berpihak pada nasib petani tebu lokal dengan tidak mengeluarkan kebijakan impor. Selain itu, pemerintah juga diminta bertindak tegas terhadap penimbun gula.
Baca juga: Gula Mahal, Pedagang Kecil Mengeluh Meriang