Rabu 18 May 2016 16:02 WIB

Bangun Pabrik Baru di Indonesia, Investasi Sharp Capai Rp 3,9 Triliun

Menperin Saleh Husin didampingi EVP Consumer Electronics Company Sharp Japan Akira Atarashi dan Presdir PT Sharp Electronics Indonesia Fumihiro Irie (dari kiri ke kanan) melihat proses produksi pembuatan TV layar datar seusai meresmikan pabrik baru televis
Foto: Dok Republika
Menperin Saleh Husin didampingi EVP Consumer Electronics Company Sharp Japan Akira Atarashi dan Presdir PT Sharp Electronics Indonesia Fumihiro Irie (dari kiri ke kanan) melihat proses produksi pembuatan TV layar datar seusai meresmikan pabrik baru televis

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- PT Sharp Electronics Indonesia menambah jumlah investasi di dalam negeri melalui pendirian pabrik televisi baru. Pabrik baru televisi LCD Sharp ini berkapasitas produksi 60 ribu unit per bulan atau 720 ribu unit per tahun. 

Dengan adanya pabrik baru tersebut hingga kini nilai investasi yang sudah ditanamkan Sharp di Indonesia mencapai Rp 3,9 triliun dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 3.756 orang. Sedangkan pabrik baru ini menciptakan penambahan tenaga kerja sebanyak 1.856 orang. 

"Kami juga akan terus berinovasi memenuhi selera konsumen. TV LCD Sharp dilengkapi fitur audio atau sistem speaker karena konsumen di Indonesia menyukai TV sebagai hiburan yang komplet," ujar Presiden Direktur Sharp Electronics Indonesia Fumihiro Irie pada acara peresmian pabrik baru televisi PT Sharp Electronics Indonesia di Karawang International Industrial City (KIIC), Karawang, Jawa Barat, Rabu (18/5).

Menurut Irie, kandungan lokal produk Sharp Electronics Indonesia telah mencapai 40 persen. Saat ini, sambung dia, Sharp telah melibatkan sebanyak 15 perusahaan komponen lokal.

Sementara itu dalam kesempatan sama Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin mengapresiasi langkah Sharp untuk meningkatkan investasinya di Indonesia. Menurut Menperin, dengan keberhasilan Sharp Electronics Indonesia mengembangkan industri dan terus menambah investasinya di Indonesia, hal ini menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara pilihan yang menarik dan tepat untuk berinvestasi. 

Seiring dengan jumlah produksi yang sedemikian besar, Menperin juga meminta Sharp mengembangkan pusat penelitian dan pengembangan (research and development) di Indonesia. “Diharapkan, industri elektronika di dalam negeri terus berkembang dan menjadi bagian dari supply chain (rantai pasokan) produk elektronika dunia,” kata Menperin. 

Merujuk Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) tahun 2015-2035, Pemerintah telah menetapkan industri elektronika dan telematika termasuk di dalam industri prioritas karena merupakan salah satu sektor dengan tingkat pertumbuhan cukup tinggi.  Di Indonesia, saat ini, terdapat sekitar 250 perusahaan yang menghasilkan produk elektronika dan komponen baik untuk komponen ekspor maupun pasar dalam negeri. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement