Selasa 17 May 2016 18:22 WIB

Produk Ekonomi Syariah Dinilai Kurang Inovatif

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nur Aini
Ada lima hal penting dalam pengembangan ekonomi syariah. (ilustrasi)
Foto: aamslametrusydiana.blogspot.com
Ada lima hal penting dalam pengembangan ekonomi syariah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu pemicu kurangnya pemanfaatan syariah karena produk ekonomi syariah dinilai kurang inovatif. Direktur International Islamic Trade Finance Coorporation (ITFC) Hani Salam Sobol‎ mengatakan, industri keuangan syariah memang harus melakukan pengembangan produk Islami. Karena sampai saat ini masih banyak kebutuhan masyarakat yang belum tercakup oleh ekonomi syariah.

"Misal di sektor pertanian, ini masih sulit ditemukan sistem ekonomi syariah untuk mendukung mereka‎. Beda dengan industri yang sudah lumayan banyak," kata Salam dalam acara Annual Meeting IDB ke-41, di Jakarta, Selasa (17/5).

Inovasi, kata Salam, dalam berbagai produk syariah nantinya bisa membuat masyarakat maupun pelaku industri memiliki banyak pilihan untuk memanfaatkan sistem ekonomi ini. Di negara yang mayoritas beragama Islam seperti Indonesia, produk syariah yang semakin beragam dipastikan bisa membuat industri ini tumbuh lebih pesat, dan hal ini harus dimanfaatkan secara baik.

Menurut Salam, pelaku industri ekonomi syariah bisa saja bercermin dari ekonomi konvensional yang memiliki banyak variasi. Dari variasi tersebut, ekonomi syariah bisa menerapkan program serupa tetapi berbasis syariah atau malah meningkatkan program syariah dari program konvensional yang telah ada.

Salam menjelaskan, salah satu yang butuh inovasi adalah penggunaan kaata Murabahah (jual beli), Mudharabah (bagi hasil‎), atau Musyarakah (serikat/kongsi). Penjabaran kata-kata ini bisa dijabarkan lebih mudah ke dalam produk ekonomi syariah sehingga masyarakat yang menggunakan juga lebih paham secara detil.

Direktur Danamon Syariah Herry Hykmanto menerangkan, inovasi memang menjadi faktor penting dalam mengembangkan ekonomi syariah di masyarakat Indonesia. Apalagi perekonomian secara konvensional saat ini lebih banyak dimengerti masyarakat ketimbang sistem syariah.

"Cara paling gampang adalah penggunaan bahasa lokal pada produk syariah. Ini dijamin bisa efektif memberikan pemahan untuk masyarakat," kata Herry.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement