Selasa 17 May 2016 13:20 WIB

Peserta Asuransi Pertanian di Cianjur Meningkat

Red: Nur Aini
Seorang petani membajak sawah dengan menggunakan traktor di Cidaun, Kabupaten Cianjur. Jawa Barat. (Republika/Edi Yusuf)
Foto: Republika/ Edi Yusuf
Seorang petani membajak sawah dengan menggunakan traktor di Cidaun, Kabupaten Cianjur. Jawa Barat. (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID,CIANJUR -- Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Cianjur, Jabar, mencatat jumlah petani yang mengikuti program asuransi usaha tani padi (AUTP) atau asuransi pertanian di wilayah tersebut meningkat.

Berdasarkan data Februari, AUTP baru terealisasi di 44 kelompok tani di tiga kecamatan dengan total lahan seluas 507,75 hektare, namun memasuki masa tanam April hingga September, lahan yang sudah diasuransikan mencapai 1.100 hektare dari target 6.500 hektare lahan.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Cianjur, Dadan Harmilanmengatakan, awalnya AUTP baru mencakup di 44 kelompok tani di tiga kecamatan seperti Kecamatan Cikadu seluas 117,72 hektare dengan 5 kelompok, Cijati seluas 44,34 hektare dengan 2 kelompok dan Bojongpicung seluas 345,69 hektare dengan 37 kelompok.

"Kami terus berproses agar petani yang ikut serta semakin banyak, harapan kami selama masa tanam kemungkinan akan terus meningkat. Tercatat saat ini lahan bertambah menjadi tujuh kecamatan seperti di Kecamatan Cibeber, Takokak, Cilaku dan Cileles telah mengikuti AUTP," katanya di Cianjur, Selasa (17/5).

Meskipun baru mencapai 10 persen dari target, proses peningkatan akan terus berlangsung karena sebagian besar petani sudah mengetahui manfaat dari AUTP salah satunya paham akan ketentuan mengenai luas sawah gagal panen yang bisa mendapat ganti rugi. "Petani bisa mendapatkan ganti rugi apabila terjadi gagal panen mencapai 75 persen dari luas sawah yang diasuransikan. Petani biasanya melihat dan menunggu, tapi sekarang sudah tahu pentingnya AUTP, dimana jaminan ganti rugi jika gagal panen menjadi alasan petani ikut asuransi," katanya.

Meskipun peningkatan telah terlihat pihaknya terus mendorong agar petani yang mengikuti AUTP bertambah agar target yang ditentukan tercapai. Namun persoalan mengejar target terkendala karena masih banyak petani ragu untuk mengasuransikan lahannya. "AUTP dianggap masih baru dan butuh waktu penyesuaian, sehingga kami akan terus melakukan sosialisasi secara rutin agar petani mendapatkan pemahaman yang jelas, terutama terkait literasi mengenai asuransi," katanya.

Sedangkan sosialisasi dan edukasi yang diberikan, AUTP dapat mencegah kerugian yang akan menimpa petani, dengan mendapat ganti rugi akibat gagal panen beban ekonomi petani terbantukan. Sosialisasi yang diberikan terkait kriteria dan syarat agar petani bisa melakukan klaim salah satunya tidak semua lokasi menanam padi bisa diasuransikan.

"Pelaksanaannya terbatas pada sawah irigasi, yang dimana menjadi sentra produksi padi dibarengi dengan kegiatan upaya khusus. Saat ini sawah irigasi di Cianjur seluas 18.480 hektare yang tersebar di 30 kecamatan. Mengenai ganti rugi harus secara gamblang dijelaskan, yaitu yang disebabkan oleh kerusakan bisa karena serangan hama, kekeringan dan kebanjiran," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement