Senin 09 May 2016 16:50 WIB

Jokowi Minta Nilai Perdagangan Indonesia-Cina Ditingkatkan

Red: Nur Aini
Hubungan Indonesia dan Cina (Ilustrasi)
Hubungan Indonesia dan Cina (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo telah meminta pemerintah Indonesia untuk meningkatkan nilai perdagangan Indonesia-Cina setelah terjadinya penurunan.

"Di bidang perdagangan, Presiden mengatakan bahwa dari segi jumlah memang cukup besar yaitu 44,4 miliar dolar AS, tetapi terdapat 1 tren penurunan," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ditemui di area Kantor Presiden, Jakarta pada Senin (9/5)..

Untuk mencapai hal tersebut, Menlu mengatakan Indonesia telah mengusulkan pendirian Pusat Promosi Investasi Indonesia atau IIPC di Shanghai, Cina dan menghilangkan hambatan-hambatan perdagangan. Presiden Jokowi didampingi oleh Retno, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno telah menerima kunjungan kehormatan Wakil Perdana Menteri China Yang Jiechi serta para delegasi menteri dan pejabat di bidang ekonomi asal Cina.

Dalam pertemuan itu, pihak Cina juga menyebut terjadi peningkatan investasi dari negeri Tirai Bambu ke Indonesia sebesar 400 persen. Kedua pemerintah telah membahas proses dari pembangunan sejumlah proyek infrastruktur yang sedang dalam pengerjaan seperti kereta cepat. Hubungan antarpemerintah kedua negara juga semakin membaik, tercermin dari beberapa kunjungan dan pertemuan bilateral tingkat menteri.

"Presiden juga menyampaikan bahwa intensitas komunikasi dari semua lini, dari level presiden kepada presiden, kemudian intensifikasi komunikasi dan pertemuan antara menko, menkopolhukam baru saja dari Beijing dan hari ini ada pertemuan 'high level economic' antara 'state councelor' dengan Pak Menko Darmin juga dilakukan," kata Menlu.

Sejumlah pejabat Cina yang hadir antara lain Dubes Cina untuk Indonesia Xie Feng, Wakil Menteri Luar Negeri Cina Liu Zenmin, Wakil Menteri Pertanian Cina Yu Kangzhen dan Wakil Menteri Perdagangan Cina Gao Yan, dan Wakil Ketua Komisi Reformasi serta Pembangunan Nasional Cina Wang Xiaotao.

Baca juga: BKPM Sebut Investasi dari Australia Belum Optimal

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement