REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai Indonesia beruntung karena Bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), kembali mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 0,25 - 0,50 persen.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad menilai, kebijakan The Fed ini tidak mempengaruhi sentimen negatif yang dapat melemahkan rupiah. "Kita beruntung kemarin Fund Rate tidak berubah. Kalau berubah akan mempengaruhi sentimen, portfolio akan berubah perilakunya dan menekan rupiah," kata Muliaman di Gedung Bank Indonesia (BI), Jakarta, Kamis (28/4).
Meski demikian, ia meminta agar tetap mewaspadai kondisi perekonomian global yang diperkirakan masih akan melambat. Oleh karena itu, Muliaman mengajak para pemangku kepentingan untuk melakukan reformasi struktural. Apalagi pasar keuangan Indonesia dinilai masih terlalu dangkal serta ukurannya yang masih kecil.
"Karena itu keperluan reformasi struktural perlu terus diupayakan. Pasar keuangan kita masih sangat dangkal dengan size masih sangat kecil. Kalau ada sentimen kurang menguntungkan dampaknya akan sangat terasa," katanya.
Muliaman menambahkan, berbagai kebijakan yang diambil harus mampu menarik inflow ke dalam negeri. Hal ini bertujuan agar ketika terjadi sentimen negatif tak terlalu berdampak bagi Indonesia.
"Karena itu kita harus mulai membangun iklim yang tidak hanya bisa mengundang masuknya portfolio, tapi juga penanaman modal langsung agar ketika sentimen (negatif) terjadi kita tidak terlalu terdampak," ujarnya.