Kamis 28 Apr 2016 13:18 WIB

BJB Cetak Laba Rp 449 Miliar

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Direktur Utama Bank Jawa Barat Ahmad Irfan (tengah) berbicara kepada media usai mengelar Analis Meeting di Jakarta, Kamis (28/4).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Direktur Utama Bank Jawa Barat Ahmad Irfan (tengah) berbicara kepada media usai mengelar Analis Meeting di Jakarta, Kamis (28/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) mencatatkan laba Rp 449 miliar di kuartal satu 2016. Pendapatan dari kredit masih jadi mesin utama penghasil utama bagi BJB.

Direktur Utama BJB Ahmad Irfan menyampaikan, laba BJB di kuartal satu 2016 mencapai Rp 449 miliar, tumbuh 15,8 persen dari kuartal satu 2015. Dengan demikian, aset BJB pada tiga bulan pertama 2016 ini mencapai Rp 95,7 triliun.

Kredit konsumer, kata Irfan, masih jadi andalan penghasil laba selain dari imbal jasa (fee-based income), penjualan aset, dan transaksi surat berharga. Pendapatan bunga bersih pada kuartal pertama 2016 ini menjadi menjadi Rp 1,410 triliun, tumbuh 17,4 persen dibanding kuartal yang sama dari tahun lalu.

Sementara imbal jasa (fee-based income) menjadi Rp 96 miliar, naik 9,6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. ''Peningkatan imbal jasa ini menunjukkan BJB sudah bersiap menghadapi penerapan bunga angka tunggal,'' kata Irfan dalam konferensi pers kinerja BJB kuartal satu 2016, Kamis (28/4).

Kondisi ini didukung juga turunnya kredit bermasalah yang ditunjukkan dari perbaikan rasio kredit bermasalah (NPL) menjadi 2,8 persen pada kuartal satu 2016 dari 4,2 persen pada kuartal satu 2015. ''NPL secara keseluruhan memang turun meski khusus konsumer memang naik dari 0,09 persen menjadi 0,15 persen year on year. Tapi NPL konsumer sifatnya musiman dan masih ditutup asuransi,'' kata Irfan

Rasio biaya dana juga turun menjadi 5,2 persen dari 5,4 persen dengan porsi dana murah (CASA) meningkat menjadi 54,6 persen dari 53 persen. Rasio margin bunga bersih (NIM) juga naik menjadi 6,9 persen dari 6,8 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement