Selasa 26 Apr 2016 16:15 WIB

Jokowi Minta Pengusaha Berikan Informasi yang Jujur

Presiden Joko Widodo memberikan arahan saat acara Pencanangan Sensus Ekonomi 2016 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (26/4). (Republika / Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Presiden Joko Widodo memberikan arahan saat acara Pencanangan Sensus Ekonomi 2016 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (26/4). (Republika / Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap pengusaha di Indonesia memberikan informasi yang jujur dalam Sensus Ekonomi 2016 yang akan dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

"Saya titip kepada seluruh pengusaha, pengusaha besar, di sini hadir Ibu Mooryati Sudibyo dan pengusaha-pengusaha yang lain yang gede, yang menengah, yang kecil, yang mikro, agar memberikan data-data benar. Ini tidak ada urusannya dengan pajak, jadi tidak usah takut," kata kata Presiden Jokowi dalam Pencanangan "Sensus Ekonomi 2016 (SE2016)" dan Peresmian Pembukaan Rapat Koordinasi Teknis Sensus Ekonomi 2016 di Istana Negara Jakarta, Selasa (26/4).

Ia meminta agar pengusaha jujur dan tidak perlu takut menginformasikan data, misalnya soal omzet yang ditanyakan oleh petugas sensus. Hal itu kata Presiden penting karena data yang akurat dan detil menjadi cermin dari daya saing dan produktivitas dunia usaha Indonesia.

"Tidak usah takut jadi kalau usahanya omzetnya misalnya 1.000 ya ngomong aja 1.000 kalau 2.000 ya ngomong saja 2.000 nggak usah didiskon 2.000 ngomong 1.000," katanya.

Data yang valid, kata dia, penting untuk melihat daya saing dan produktivitas dunia usaha Tanah Air. "Kondisi industri kecil kita, pengusaha mikro seperti apa sehingga kondisi kebijakan kita akan menjadi semakin jelas jangan sampai muncul sebuah potret yang salah yang keliru sehingga kita salah mengambil kebijakan, memformulasikan kebijakan," katanya.

Presiden juga menyadari bahwa tugas sensus ekonomi 2016 bukan merupakan tugas yang enteng. Apalagi sekarang banyak menjamur bisnis berbasis online.

"Fokuslah pada hasil yang ingin kita dapat yakni potret yang akurat dari kondisi dan potensi ekonomi dari wilayah yang paling kecil di pedesaan, kecamatan, kota/kabupaten dari usaha mikro, kecil, menengah, besar, potret harus kita dapatkan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement