REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disalurkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk hingga 20 April 2016 ini tercatat sebanyak Rp 26,987 triliun. Hingga akhir April diperkirakan BRI akan menyalurkan KUR sebesar Rp 28 triliun.
Direktur Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Mohammad Irfan menjelaskan, realisasi tersebut merupakan pencapaian dari target KUR BRI selama setahun di 2016 yang sebesar Rp 67,5 triliun.
"Mulai Januari sampai 20 April 2016, KUR secara keseluruhan sudah disalurkan Rp 26,987 triliun kepada 1.372.374 debitur. Diperkirakan akhir bulan April nanti tercapai Rp 28 triliun," ujar Irfan pada Republika.co.id, Jumat (24/4).
Irfan menjelaskan, jumlah tersebut disalurkan kepada sektor perdagangan dan pertanian. Dengan rincian sektor perdagangan sebesar 60 persen, pertanian on farm sekitar 20 persen, dan industri rumah tangga 10 persen.
"Sektornya ada perdagangan, pertanian dan industri rumah tangga. Kira-kira perdagangan termasuk di dalamnya barang-barang pertanian sampai 60 persen. Pertanian on farm sekitar 20 persen, lalu industri rumah tangga 10 persen," tuturnya.
Dari target sebesar Rp 67,5 triliun, rinciannya yaitu Rp 61 trilliun untuk KUR mikro, Rp 6 triliun untuk KUR retail, dan Rp 500 miliar untuk TKI. Dari total realisasi yang mencapai Rp 26,9 triliun, realisasi KUR Mikro tercapai lebih dari Rp 20 trilliun. "Sisanya KUR retail yang mencapai Rp 6,3 triliun," imbuhnya.
Menurut Irfan, jika dihitung secara tahunan, target KUR yang pemerintah berikan pada BRI dapat dicapai sekitar November mendatang. Jika diasumsikan selama 4 bulan BRI dapat mencapai Rp 28 triliun, maka 8 bulan mendatang BRI bisa mencapai Rp 84 triliun.
"Perkiraan kalau sampai akhir tahun Rp 84 triliun, lebih dari target 67,5 triliun. Kalau dengan ritme kecepatan sekarang target itu bisa tercapai bulan November," ujarnya.
Irfan menjelaskan, target ini bisa tercapai karena BRI yang mempunyai jaringan yang luas, dengan lebih dari 8.000 kantor yang disiapkan untuk melayani mikro. Selain itu, BRI mengalokasikan 60 ribu orang di sektor mikro. Khusus yang melayani kredit yang disebut mantri (account officer) disiapkan sebanyak 10 ribu orang.
"Mantri yang kita siapkan itu lebih dari 10 ribu, kemudian kita fasilitasi mereka dengan teknologi. Jadi mantri-mantri itu ke lapangan ketemu nasabah bawa Last Mobile atau Loan Approval System Mobile. Jadi dengan cara itu mereka bisa mendata calon nasabah secara cepat termasuk pemutusan kredit," ujarnya.