REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) memprediksi tingkat pengangguran terbuka nasional pada 2019 bisa ditekan menjadi 4-5 persen dari 5,81 persen atau 7,45 juta jiwa saat ini.
"Prediksi tersebut muncul sejalan dengan kemampuan sektor formal dalam penyerapan tenaga kerja 37,94 persen dari seluruh orang yang bekerja, sementara sektor informal mampu menyerap sebesar 62.06 persen," kata Kasubdit Tenaga Kerja Mandiri, Kemenaker Cahyohadi di Pekanbaru, Sabtu (23/4).
Dalam modulnya yang berjudul "Kebijakan Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja Cahyohadi fokus membahas tentang situasi ketenagakerjaan di Indonesia.
Menurut dia, permasalahan pokok lainnya adalah rendahnya mutu dan kompetensi SDM, mirisnya angkatan kerja masih didominasi lulusan SD ke bawah yang mencapai 32,85 (25,60 persen). Ia menyebutkan, angka pengangguran mencapai 5,81 persen dan angkatan kerja di daerah perkotaan juga makin bertambah.
Pelatihan kerja belum dipandang sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional, serta belum optimalnya penempatan, perlindungan dan pemberdayaan TKI. "Bahkan ketersediaan lapangan kerja tidak cocok dengan keterampilan yang dimiliki oleh tenaga kerja," katanya menambahkan.
Oleh karena itu, solusinya adalah menciptakan kesempatan kerja sebesar 10 juta selama lima tahun, meningkatkan jumlah pekerja formal, pekerja di sektor industri manufaktur padat pekerja, tenaga profesional dan berkeahlian, dan melindungi pekerja yang rentan terhadap goncangan lapangan kerja dan upah.