Sabtu 23 Apr 2016 05:25 WIB

Lonjakan Harga Minyak Tingkatkan Saham Energi

Rep: c21/ Red: Ani Nursalikah
Sebuah plang Wall Street di luar bursa saham di New York.
Foto: Reuters/Carlo Alllegri
Sebuah plang Wall Street di luar bursa saham di New York.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Saham di Wall Street berakhir datar pada Jumat (22/4) setelah laporan kuartal yang mengecewakan dari Microsoft dan Alphabet. Saham teknologi anjlok, sementara lonjakan harga minyak meningkatkan saham energi.

"Apa yang mendorong pasar sekarang adalah laba dan minyak," kata Managing Direktur Wealth Advisory di Brinker Capital, Thomas Wilson, Sabtu (23/4).

Menurutnya jika hasil pendapatan datang di atas bar yang sangat rendah dari ekspektasi di luar sana, semua orang harus menggabungkan dengan kenaikan harga minyak. Sehingga harus sama dengan tren yang meningkat di pasaran pekan depan.

S & P sektor teknologi turun 1,9 persen, menjadikan yang terburuk sejak awal Februari. Saham Facebook juga turun sebanyak 2,5 persen diikuti Intel yang jatuh ke angka 1,03 persen.

Microsoft juga mengalami penurunan saham 7,17 persen, sehingga membuat hambatan besar untuk S & P 500. Lalu diikuti Google-parent Alphabet yang kehilangan 5,41 persen. Hal itu karena investor menghukum kedua perusahaan untuk kehilangan keuntungan dan perkiraan pendapatan. Tentu saja, itu adalah hari terburuk bagi Alphabet sejak 2012.

Sementara itu, minyak mentah naik lebih dari satu persen pada tanda-tanda konsumsi bensin AS yang kuat. Meskipun adanya penurunan produksi di seluruh dunia dan ladang minyak padam. Harga minyak telah bergerak lurus dengan saham AS selama beberapa bulan sehingga para investor diharapkan lebih mendapatkan keuntungan pekan depan.

Rata-rata Dow Jones Industrial naik 0,12 persen dan berakhir pada 18,003.75 poin, sementara S & P 500 tertutup hanya di angka 2,091.58. Nasdaq Composite turun 0,8 persen menjadi 4,906.23, mencerminkan aksi jual di saham teknologi.

sumber : Reuters

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement