REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- APRIL Group, perusahaan Indonesia yang bergerak di bidang kertas menandatangani Nota Kesepahaman-Memorandum of Understanding (MoU) dengan Papier Union GmbH senilai 35 juta dolar AS.
Penandatanganan MoU tersebut merupakan bagian dari kegiatan kunjungan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke sejumlah negara di Eropa pada 18-22 April 2016 untuk memperkuat kerjasama strategis dengan mitra internasional dalam menghadapi tantangan global.
Managing Director APRIL Group Tony Wenas mengatakan keterlibatan APRIL Group dalam kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Eropa, serta menunjukkan industri pulp dan kertas menjadi industri prioritas Indonesia. Pemerintah berusaha industri kertas dalam negeri mampu mendapat kepercayaan internasional.
"Pasar Eropa berkomitmen akan meningkatkan permintaan secara bertahap dalam beberapa tahun ke depan. Mereka (Pasar Eropa) sangat percaya bahwa Hutan Tanaman Industri Indonesia telah dikelola secara lestari dan bertanggung jawab," kata Tony Wenas dalam pernyataan tertulis, Rabu (20/4).
Dalam penandatanganan MoU tersebut, industri kertas raksasa Eropa, Papier Union GmbH diwakili Managing Director Thomas Schimanowski. MoU ditandatangani pada 18 April 2016 di Hotel Adlon, Berlin, Jerman.
Menurut Tony Wenas, kepercayaan tersebut akan semakin memperkuat penetrasi pasar ekspor APRIL ke Eropa. Apalagi, PaperOne, salah satu produk unggulan APRIL Group telah menjadi pionir teknologi Nano yang mendunia.
"Teknologi ini mampu menjaga tinta di permukaan kertas dan menghasilkan produk cetakan dengan tampilan berbagai warna yang lebih jelas," kata Tony. Dia menambahkan, sebelumnya, PaperOne telah diekspor ke-75 negara dengan fokus pasar ke Asia, Pasifik, Australia dan Cina.
Untuk meningkatkan ekspor kertas, PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) anak usaha dari APRIL Group juga telah membangun pabrik kertas Paper Machine (PM) 3 di Pangkalan Kerinci, Pelalawan Riau. Pembangunan Paper Machine 3 senilai Rp 4 triliun dan ditargetkan selesai September 2016.
Tony menambahkan Paper Machine 3 akan memiliki kapasitas produksi 250 ribu ton per tahun. Dan 75 persen hasil produksi pabrik tersebut akan diekspor ke beberapa negara. Ekspansi Paper Machine 3 menjadikan RAPP sebagai perusahaan kertas nasional pertama yang mampu memproduksi kertas dengan kecepatan 1,4 km per menit berupa high grade digital paper.
Pabrik tersebut, kata Tony, akan memberikan multiplier efek yang mampu menciptakan lapangan kerja kepada lebih dari 5.000 orang tenaga kerja langsung dan 90 ribu orang tenaga kerja tidak langsung.
Kementerian Perindustrian mencatat kapasitas terpasang industri pulp dan kertas nasional masing-masing sebesar 7,93 juta ton per tahun untuk pulp dan 12,98 juta ton per tahun untuk kertas dengan realisasi produksi 6,4 juta ton per tahun untuk pulp dan 10,4 ton per tahun untuk kertas.
Pencapaian tersebut menempatkan Indonesia menjadi produsen pulp dan kertas terkemuka di dunia, yakni peringkat sembilan untuk industri pulp dan peringkat enam untuk industri kertas, sementara di Asia menempati peringkat ketiga untuk industri pulp maupun kertas.