Senin 18 Apr 2016 12:27 WIB

Gerakan Anak Muda Punya Usaha Gelar Diskusi Bahas Ekonomi Digital

Pengusaha muda. Ilustrasi
Foto: .
Pengusaha muda. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Gerakan Anak Muda Punya Usaha (AMPUH) menggelar diskusi tentang industri ekonomi kreatif berbasis digital dengan tema “Change Your Self To Be Entrepreneur”.

Acara ini diselenggarakan di Solo dengan bekerja sama dengan Institut Seni Indonesia (ISI) yang membahas potensi ekonomi digital dan permasalahan dalam berwirasuha serta memberikan solusi dari permasalahan tersebut.

Penggagas Gerakan AMPUH Dr Dimas Oky Nugroho menilai salah satu masalah kewirausahaan adalah lemahnya informasi dan motivasi bagi anak muda yang sebenarnya ingin memulai untuk berwirausaha.

“Media sosial bisa membantu akses informasi, sementara untuk meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri maka para pemula wirausaha harus membangun komunitas dan berjejaring untuk saling membantu berkembang,” kata Dimas dalam acara diskusi Gerakan AMPUH di Solo akhir pekan lalu.

Ia menjelaskan, tantangan lain dalam kewirausahaan adalah bagaimana memiliki semangat untuk memulai usaha dan bagaimana memasarkan serta menjualnya (to start and to sell).

“Jika sudah usaha berjalan, kita harus membangun kepercayaan kepada klien atau konsumen karena uang bukanlah segalanya, yang terpenting adalah menunjukkan kapasitas dan integritas sehingga bisa mendapatkan perhatian dan dukungan dari investor,” jelasnya.

Meskipun ekonomi digital berpotensi untuk membangun ekonomi nasional, lanjut Dimas, pemerintah tetap harus mengeluarkan regulasi terkait ekonomi digital ini.

“Regulasi yang saya maksud adalah terkait aturan main dan penguatan karakter kebangsaan agar anak-anak muda pemain ekonomi digital tetap berpijak pada nilai-nilai dasar kebangsaannya,” pungkasnya.

Dalam acara itu hadir beberapa narasumber seperti penggagas Indonesia Entrepreneurship Initiative (IEI) Mirwan Suwarso, Wakil Ketua APINDO Solo yang juga owner Dewangga Umroh dan Haji Her Suprabo, dan Wakil Ketua Kadin Solo Wahyu Haryanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement