Kamis 14 Apr 2016 08:43 WIB

Kelebihan Likuiditas Dinilai tak Perlu Dikhawatirkan

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Nur Aini
Logo Bank Dunia
Logo Bank Dunia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Dunia menilai melimpahnya likuiditas di luar negeri tak perlu dikhawatirkan. Hanya saja, perlu dipastikan konsumsi dan sektor riil tetap berjalan.

Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia, Ndiame Diop mengatakan, bank besar punya basis nasabah besar sehingga tidak ada masalah likuiditas. Februari 2016 ini, Bank Dunia sempat melihat ada pengetatan likuiditas terutama di bank-bank kecil.

Namun, Bank Indonesia sedang mengimplementasikan kebijakan makro termasuk menurunkan GWM. Menurut dia, investasi dan konsumsi masyarakat harus didorong untuk mendukung pertumbuhan perbankan.

Likuiditas di luar negeri, kata dia, akan mencari tempat menguntungkan. Dengan ruang penurunan suku bunga oleh BI dari 6,75 persen saat ini ke level yang mendekati angka inflasi,  aliran dana dari luar tidak akan terlalu besar dan kekhawatiran banjir likuiditas bisa diredam.

Aliran likuiditas ini, kata Ndiame, sudah berjalan. Manfaat aliran dana ini tergantung penempatannya. Kalau ditempatkan di sektor keuangan dinilai baik karena rupiah bisa menguat meski dana bisa ditarik kapan saja. Menurutnya, akan lebih bagus jika dana dari luar ini bisa diputar di sektor riil.

''Karena itu harus dipastikan konsumsi masyarakat dan sektor riil bergerak,'' kata Ndiame di Kantor Bank Dunia di Jakarta awal pekan ini.

Hanya saja, Indonesia ada di kondisi dimana sektor privat tidak begitu kuat sehingga akan ada masa dimana sektor privat tumbuh dulu sehingga permintaan kredit muncul. Meski begitu, likuiditas interbank dinilai akan membaik.

Baca juga: Penurunan Suku Bunga Dinilai Perlu Dipercepat

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement