Rabu 13 Apr 2016 15:17 WIB

Jokowi Minta Tradisi Lama Perencanaan Pembangunan Ditinggalkan

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Nidia Zuraya
Pembangunan ekonomi Indonesia
Foto: ANTARA
Pembangunan ekonomi Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan adanya sinkronisasi perencanaan anggaran dan pembangunan. Jokowi tidak ingin lagi ada ‎perencanaan anggaran yang tidak nyambung dengan perencanaan pembangunan.

"Antara yang direncanakan beda dengan yang dianggarkan. Tinggalkan tradisi lama dimana perencanaan dan penganggaran banyak yang tidak nyambung," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas mengenai sinkronisasi perencanaan anggaran dan pembangunan di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (13/4).

Kata Jokowi, sinergi dan sinkronisasi merupakan kunci agar pembangunan nasional semakin efisien dan efektif. Saat ini, tegas Jokowi, prinsip anggaran pemerintah adalah money follow program, bukan money follow function‎.

Perencanaan anggaran dan pembangunan harus terintegrasi, terkonsolidasi antarsektor, antarwilayah, antarpusat dan daerah. "Jangan lagi ada ego sektoral. Kita harus berorientasi pada program yang bermanfaat kepada rakyat," ujar Jokowi.

Jokowi juga meminta agar setiap kementerian dan lembaga (K/L)  meningkatkan kualitas penganggaran. Anggaran harus dibuat dengan prioritas yang jelas. "Bappenas dan Kemenkeu harus jadi contoh agar sinergi ini betul-betul bisa kita laksanakan," kata Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement