REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia telah melakukan misi dagang dengan Oman dan Kuwait dalam rangka diversifikasi pasar ekspor. Dua negara tersebut tertarik menjalin kerja sama pada lima sektor yaitu perdagangan, energi, investasi, perbankan, dan tenaga profesional.
Menurut Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak, misi dagang ke Oman dan Kuwait tersebut sangat strategis karena kedua negara tersebut sedang giat melakukan pembangunan di sektor energi dan infrastruktur. Selain itu, Oman menjadi pintu masuk perdagangan Indonesia ke negara-negara Timur Tengah dan Afrika.
"Hal ini menjadi peluang produk barang dan jasa Indonesia untuk mengambil alih pasar," ujar Nus di Jakarta, Selasa (12/4).
Dalam misi dagang tersebut, telah disepakati rencana pembentukan House of Indonesian di Hawalli, Kuwait. Selain itu, tercatat pembelian perhiasan Indonesia senilai 3.600 dolar AS. Sedangkan untuk tenaga kerja profesional terdapat beberapa permintaan yang perlu ditindaklanjuti yakni posisi scaffolders 35 orang, tenaga perawat 450 orang, care giver & midwife 200 orang, serta tenaga hospitality 4 orang.
Sementara itu, Oman akan mengirimkan delegasi investasi ke Indonesia pada Desember 2016 mendatang. Beberapa permintaan kerja sama dari mitra bisnis Oman antara lain, penawaran pembangunan pusat distribusi dan penyimpanan obatan-obatan dan farmasi yang akan menjangkau Tanzania dan Angola dengan nilai 1,3 juta dolar AS per tahun. Selain itu, ada pula permintaan impor wooden charcoal senilai 42 ribu dolar AS, satu kontainer stick charcoal sebesar 9.800 dolar AS, aksesori kamar mandi senilai 38 ribu dolar AS, serta initial order untuk produk kertas sebanyak enam kontainer per tahun senilai 250 ribu dolar AS.
Sedangkan, peralatan listrik dan ducting mendapatkan empat distributor dengan nilai transaksi senilai 200 ribu dolar AS. Nus mengatakan, supplier industri penerbangan Oman juga menawarkan mengisi kebutuhan selimut untuk hotel.