REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo akan meluncurkan Program Sinergi Aksi untuk Ekonomi Rakyat di Desa Larangan, Kecamatan Larangan, Brebes, Jawa Tengah. Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo telah bertolak ke Brebes menggunakan Helikopter Super Puma TNI AU dari Pangkalan TNI AU Atang Sandjaja, Kabupaten Bogor, Senin (11/4) pagi.
Berdasarkan siaran pers Tim Komunikasi Presiden, program ini bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup pelaku usaha di pedesaan, dengan cara memberikan kesempatan bekerja atau berusaha yang layak bagi petani, peternak, dan nelayan.
Ada beberapa alasan mengapa Brebes dipilih menjadi tempat proyek percontohan pengentasan kemiskinan. Salah satunya karena Brebes merupakan sentra produksi bawang Indonesia. Bawang adalah komoditi yang berkontribusi cukup besar pada inflasi.
Tetapi faktanya, kesejahteraan petani bawang relatif rendah. Sebab, sebagian besar keuntungan dinikmati pedagang perantara. Melalui peluncuran program ini diharapkan kesejahteraan petani bawang dapat meningkat dan menjadi contoh bagi pelaku usaha di daerah lainnya.
Dalam proyek percontohan pengentasan kemiskinan ini, pemerintah akan memadukan program-program yang ada di beberapa kementerian. Misalnya program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Sinergi ini bertujuan memudahkan pelaku usaha dalam mengakses layanan keuangan di pedesaan. Program ini merupakan sinergi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), dan Kementerian Koperasi dan UKM serta perbankan.
Program ini akan memberikan kemudahan kepada pelaku usaha yang berada di daerah karena tidak perlu lagi mencairkan kreditnya dengan mendatangi bank-bank di kota, tapi cukup mencairkan melalui penyalur-penyalur yang disebut sebagai agen laku pandai sebagai perpanjangan tangan perbankan di daerah-daerah.
Kemudian ada sinergi dalam bidang produksi yang meliputi sarana dan prasarana, bibit, pupuk, serta penyuluh yang akan melibatkan sinergi dua kementerian yaitu Kementan dan Kementerian PUPR.
Dalam hal pemasaran, pemerintah juga akan mulai mengenalkan sistem pemasaran produk hasil pertanian dengan sistem online (e-commerce) melalui pengembangan sarana dan prasarana IT sebagai upaya untuk memangkas rantai distribusi hasil produksi dari petani kepada konsumen. Tujuannya adalah untuk menjaga ketersediaan komoditas pangan dan stabilitas harga sampai pada tingkat konsumen.