REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pascamengikuti acara peresmian Jembatan Merah Putih, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Menpupera) meninjau perumahan Prajurit TNI Angkatan Darat (AD) di Salember dan Rumah Susun (Rusun) Khusus Waiheru TNI AD Kodam XVI Pattimura, Kota Ambon.
Dalam kegiatan tersebut, Menteri Basuki didampingi Pangdam XVI Pattimura Mayjen TNI Doni Munardo, dan Wakil Gubernur Maluku Zeth Zahuburua. Sebagai informasi, Kemenpupera mengalokasikan Rp 700 miliar untuk pembangunan perumahan khusus TNI dan Rp 300 miliar untuk perumahan khusus Polri dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016.
"Lokasi perumahan Prajurit TNI AD di Salember akan menjadi prioritas program 2017 untuk dibangun rumah khusus TNI," kata dia sebagaimana dikutip dalam rilis, Rabu (6/4). Pemerintah juga sekaligus akan menata kawasan sekitar kompleks pada 2017.
Menurutnya, program prioritas tersebut membutuhkan pemetaan dan penyusunan program yang matang. Karena desain atau rancangannya juga harus mampu mengakomodasi kebutuhan para prajurit TNI AD.
Basuki menilai bahwa perumahan yang luasnya mencapai enam hektare yang saat ini ditempati para prajurit tersebut tidak layak huni. Sebab tidak dilengkapi fasilitas dan ruang publik untuk berolah raga atau bermain anak-anak. "Pangdam XVI Pattimura bilang ada seribu Kepala Keluarga yang belum memiliki rumah layak huni, itu akan kami prioritaskan," ujarnya.
Sebelum meninjau Perumahan Prajurit TNI AD di Salember, Basuki bersama rombongan meninjau Rumah Susun Khusus Waiheru Kodam XVI Pattimura. Bahkan Basuki menyempatkan diri untuk mengecek langsung roof tank serta kualitas sarana dan prasarana lainnya di rumah susun khusus Waiheru tersebut.
Rusun susun khusus tersebut terdiri dari tiga lantai dengan 35 unit hunian. Ia berdiri di atas lahan seluas 3 ribu meter persegi di Komplek Kodam Pattimura. Rumah Susun ini dibangun pada September hingga Desember 2015 dan menghabiskan anggaran senilai Rp 15 miliar.