REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) diyakini menjadi salah satu solusi pengadaan perumahan di tengah ketersediaan lahan yang terbatas. Namun, pembangunannya pun harus dibarengi edukasi agar masyarakat membiasakan diri tinggal di rusun dengan nyaman.

"Kalangan mahasiswa bisa menjadi salah satu bagian yang memulainya," kata Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) Syarif Burhanuddin dalam rilis, Ahad (3/4).

Pernyataan tersebut ia sampaikan kala meresmikan pembangunan dua tower Rusunawa Mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) di Sumbawa, NTB pekan lalu. Adanya Rusunawa tersebut diharapkan dapat mendukung sarana dan prasarana dan meningkatkan kualitas pendidikan untuk mahasiswa yang belajar di universitas tersebut.

Syarif menjelaskan, pembangunan Rusunawa mahasiswa di Sumbawa tersebut juga akan mendorong peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia bagian tengah. Selain itu juga mendorong agar mahasiswa bisa terbiasa hidup bersama-sama dan saling menghormati saat tinggal di Rusunawa.

"Mahasiswa UTS ini berasal dari berbagai wilayah dan bisa dikatakan sebagai miniatur kecil Indonesia, harus jadi contoh hidup saling menghargai," ujarnya. Ketika mahasiswa tinggal di Rusunawa, kata Syarif, diharapkan juga terjadi perubahan mental dan perilaku untuk menghormati satu dengan lainnya.

Anggaran yang dibutuhkan untuk membangun Rusunawa ini sebesar Rp 12,5 miliat per tower. Dua Rusunawa masing-masing memiliki luas 2.032,06 meter persegi yang dibangun tidak jauh dari bukit Olat Maras.

Setiap tower terdiri dari empat lantai dan 50 unit kamar tipe 24 meter persegi. Setiap kamar diperkirakan dapat menampung empat mahasiswa. Rusunawa telah dilengkapi furnitur seperti tempat tidur, meja belajar, dan lemari pakaian di setiap kamar.

Ikuti Whatsapp Channel Republika