REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) mengusulkan penurunan harga BBM bersubsidi untuk periode April-Juni di angka Rp 200 sampai Rp 400, sebagai jaminan untuk kestabilan harga pada bulan Juli-September.
"Jadi kalau Pertamina sendiri usulkan penurunan di angka Rp 200 hingga Rp 400 saja sebagai jaminan ketika nanti puasa, lebaran dan liburan sekolah tidak usah naik harga," kata Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Bambang di Jakarta, Selasa (29/3).
Ahmad menyatakan pihaknya telah melakukan survei di masyarakat yang menjelaskan bahwa penurunan harga BBM dengan besaran Rp 200 sampai Rp 400 per liter sudah disambut baik masyarakat.
Jika ditetapkan penurunannya akan senilai dengan angka tersebut, Bambang menyebut pihak Pertamina masih bisa mendapatkan keuntungan yang cukup signifikan sehingga bisa menahan harga BBM ketika ada kenaikan harga minyak dunia pada periode Juli-September.
"Jika ditetapkan harga segitu, sampai Juni kita akan ada profit lumayan. Jadi ketika nanti perode Juli harga minyak naik kita jamin harga BBM nggak naik," ujarnya.
Pada awal periode itu atau bulan Juli, kata Ahmad, akan ada momentum bulan Ramadhan, Idul Fitri dan liburan sekolah sehingga jika penurunan tidak terlalu dalam akan membantu mengurangi beban masyarakat.
"Juli kan masyarakat banyak kebutuhan karena puasa, lebaran dan liburan sekolah, jadi kita harap tidak ditambah beban lagi? dengan penaikan harga BBM," ujarnya.