Ahad 20 Mar 2016 21:04 WIB

Kemenpar Pasarkan Investasi di Ajang MIPIM 2016

Wonderful Indonesia.
Foto: dok kemenpar
Wonderful Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia tampil di ajang promosi investasi dan pariwisata berkelas dunia. Pada 15-18 Maret, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) hadir dalam ajang The World’s Property Market (MIPIM) 2016, di Palais des Festival Cannes, Prancis, untuk mengajak para investor dunia berinvestasi di industri pariwisata Indonesia.

MIPIM 2016 menjadi arena promosi investasi di bidang properti dan pariwisata. Event itu dihadiri lebih dari 21.400 partisipan, 3.600 CEO and chairmen, 2.450 perusahaan, 4.800 investor, 380 jurnalis, dan 370 pemimpin politik terkemuka.

"Wonderful Indonesia juga tampil di arena business investment itu, hasilnya lumayan banyak yang minat," ujar Menpar Arief Yahya keterangannya, Ahad (20/3). Arief menegaskan, minat itu ada kaitan dengan branding. Mengutip Ogilvy, Menpar menjelaskan, jika country branding naik 10 persen, pariwisata naik 11 persen, dan investasi naik 2 persen. "Jadi, makin tinggi branding, makin diminati," kata Arief.

Jumlah kunjungan Wisman 2015 tercapai 10,4 juta, naik 10,3 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya 9,4 juta. Capaian Indonesia itu cukup besar dibandingkan Malaysia yang drop 15,7 persen, Singapura naik 0,9 persen, ASEAN naik 5,1 persen, turis dunia naik 4,4 persen. "Pertumbuhan Indonesia sangat bagus jika dibandingkan dengan rata-rata global dan beberapa negara terdekat," papar Menpar.

Angka itu, kata Arief, sebenarnya masih jauh dari harapannya. Sayang, terlalu banyak ganggung alam dan isu sosial politik seperti teroris yang membuat target internal 12 juta belum tersentuh. Tapi angka itu menunjukkan bahwa opportunity di bisnis pariwisata semakin menjanjikan. "Saya mengundang semua investor untuk berbondong-bondong berbisnis di sektor pariwisata," harap dia.

Dalam business meeting di Cannes itu ada beberapa investor yang sudah mulai komitmen untuk masuk ke KEK Mandalika Lombok. Mereka antara lain, Prof Niclas Adler, Executive Chairman, Ecoregions International Singapura berminat untuk melakukan penanaman modal sebesar 150 juta  dolar AS berupa pengembangan rumah sakit berskala internasional, hotel, dan sarana rekreasi lainnya yang bertema ecotourism di KEK Mandalika.

Selain itu, kata Menpar, ada Dicky Bakti, direktur utama PT Dharmakusala Waskita Brana. Menurut Arief, pengusaha itu berkomitmen untuk melakukan pembangunan hotel di KEK Mandalika dengan nilai investasi 37,5 juta dolar AS.  

Menpar menambahkan,Mohamed Hedi Mejai, direktur investasi Islamic Development Bank (IDB) juga berkomitmen membantu penandanaan pengembangan Infrastruktur KEK Mandalika sebesar 100 juta dolar AS dan akan melakukan kunjungan ke Mandalika pada Bulan Juli 2016.

MIPIM merupakan pasar properti terkemuka di dunia. MIPIM menyatukan berbagai stakeholder yang berpengaruh pada semua sektor properti internasional- perhotelan, perumahan, ritel, kesehatan, olahraga, logistik dan industri. "Mereka menawarkan akses yang tidak terbatas untuk jumlah terbesar dari proyek-proyek pembangunan di seluruh dunia," kata Frans Teguh, Asdep Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem Pariwisata Kemenpar.

Di MIPIM ini, Kemenpar ingin meningkatkan pencapaian realisasi investasi pariwisata dan memperluas lokasi potensi investasi agar dapat mencapai seluruh wilayah di Indonesia. Booth Wonderful Indonesia dibuat dengan ukuran 41 m2 yang dibagi menjadi area pameran dan area meeting.

Delegasi Kementerian dipimpin Frans Teguh, Duta Besar Indonesia untuk Prancis Hotmangaradja Pandjaitan dan Konsulat Jenderal RI di Mersaille dan Kepala Bidang Investasi Usaha Pariwisata, Kepala Sub Bidang Promosi Investasi, Direktur Utama PT Indonesia Tourism Development Corporation, Direktur Utama PT Dharmakusala Waskita Brana, dan CEO PT Eco Solution Lombok.

Di PAN-ASIA Panel, Frans tampil dengan topik “Wonderful Indonesia: New Tourism Investment Opportunities” yang menjelaskan kondisi perekonomian Indonesia, peluang bisnis di sektor pariwisata di Indonesia, khususnya 10 destinasi prioritas. Bisnis meeting itu diikuti oleh sekitar 50 pengusaha dan investor di bidang pariwisata dan hospitality, marina, properti, teknologi arsitektur, dan industrial.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement