REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Pemerintah daerah perngoperasian kilang minyak mini di Bojonegoro Jawa Timur dipercepat. Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial (Disnakertransos) Bojonegoro, Adi Wicaksono menyatakan kondisi kilang minyak mini milik PT Tri Wahana Universal (TWU) yang tidak berproduksi sejak Januari 2016 telah memberikan dampak yang serius.
“Kurang lebih terdapat 650 tenaga kerja yang terancam mengalami pengangguran permanen apabila TWU tidak berproduksi lagi,” jelas Adi, kepada wartawan (16/3), menanggapi kondisi kilang minyak mini milik TWU yang telah tidak berproduksi dua bulan lamanya.
Kilang mini TWU tidak mendapatkan pasokan minyak mentah sejak 16 Januari 2016 sehingga akhirnya berhenti produksi pada 20 Januari 2016. Hal ini disebabkan karena TWU masih menunggu kepastian formula harga sumur dan pasokan minyak mentah untuk kilang mini TWU yang dibangun dekat mulut sumur lapangan Banyu Urip.
Menurut Adi, tenaga kerja di kilang PT TWU sendiri tercatat sekitar 200 orang, yang sebagian besar merupakan warga Bojonegoro. Sementara di luar TWU sendiri, terdapat lebih dari 400 tenaga kerja tidak langsung yang tergabung dalam perusahaan transporter. Angka tersebut belum termasuk tenaga kerja pada perusahaan supplier, kontraktor yg memberikan jasa untuk operasional TWU.
Sebelumnya pemerintah dan DPR menjanjikan pembangunan kilang minyak mini akan dipercepat. Ini guna mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor BBM.n antara