Rabu 16 Mar 2016 20:49 WIB

Giro Wajib Minimum Dinilai Masih Bisa Diturunkan

Rep: C37/ Red: Nur Aini
 Warga melintas didekat logo Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (1/7).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Warga melintas didekat logo Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (1/7).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ekonom dari Bank OCBC NISP memprediksi Bank Indonesia akan kembali menurunkan BI Rate hingga menjadi 6,5 persen di akhir tahun.

"Ada kemungkinan BI Rate diturunkan lagi. Pandangan kita, BI akan menurunkan suku bunga dua kali. Sampai year end 6,5 persen,"kata Ekonom dari Bank OCBC NISP Singapura, Wellian Wiranto di OCBC NISP Tower, Jakarta, Rabu (16/3).

Tidak hanya BI Rate, kata Wellian, pasar juga mengekspektasikan penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) primer. Ia memprediksi GWM akan diturunkan 50-100 basis points lagi.

"GWM bisa turun 50-100 bps lagi karena masih ada space. Kalau misalnya BI Rate diturunkan, maksimum diturunkan 50 bps. Ada limitnya, karena inflasi ada kemungkinan naik lagi. Harga pangan di Indonesia kan agak volatile. Saya rasa BI mau ada safe zone," tuturnya.

Menurutnya, penurunan GWM akan terjadi karena likuiditas perbankan saat ini cukup ketat. Sehingga, penurunan GWM diharapkan akan memberikan efek positif terhadap kenaikan portofolio kredit. Salah satu penguatnya adalah fokus perekonomian Indonesia pada pengembangan infrastruktur.

"Pemerintah banyak berinisiatif membangun infrastruktur. Jika infrastruktur sudah jadi, mau nggak mau akan menjadi dinamo lagi terhadap faktor-faktor ekonomi lainnya,"ujarnya.

Wellian mengungkapkan, investasi dari segi Foreign Direct Investment (FDI) Indonesia mulai membaik. Meski pertumbuhan investasi dari segi total masih rendah, tapi ekspektasi meningkat.

"Investasi dari Jepang kuat, Cina minim, tapi Cina banyak masuk ke proyek infrastruktur pemerintah. Jadi FDI juga banyak masuk," katanya.

Selain itu, adanya katalis untuk  obligasi yaitu dari tax amnesty. Apabila UU Tax Amnesty disahkan, kata dia, akan jadi sentimen positif pelaku pasar.

Baca juga: BI Rate Berpeluang Turun Jadi 6,75 Persen

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement