Selasa 15 Mar 2016 06:21 WIB

Kisruh Blok Masela, Ini Saran Pengamat Militer

Rep: satria kartika yudha/ Red: Ani Nursalikah
Blok Masela
Blok Masela

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie menyarankan pemerintah memilih skema terapung (floating liquified natural gas/FLNG) untuk pengelolaan gas alam cair di Lapangan Abadi Blok Masela, Maluku. Menurut dia, FLNG bisa menjadi bentuk kedaulatan Indonesia dalam menjaga wilayah Blok Masela yang berbatasan dengan Australia.

Direktur Eksekutif Institute for Defense and Security Studies itu menyatakan, dengan membangun FLNG, Indonesia dapat lebih cepat menancapkan serta menegaskan eksistensi di wilayah zona ekonomi eksklusif (ZEE) dibandingkan skema darat (on shore LNG/ONLG). Maklum, Lapangan Abadi hanya berjarak sekitar 400 km dari Darwin, Australia.

"Dari aspek kehadiran, termasuk aspek pengembangan pertahanan baik militer dan non-militer, dapat mendorong tumbuhnya lalu lintas kapal di area Masela. Maka pilihannya memang harus off shore (FLNG)," katanya, Senin (14/3).

Indonesia, kata dia, harus secepat mungkin memutuskan nasib Blok Masela. Ini penting untuk mengejar Australia yang disebutnya juga tengah memperkuat wilayah perbatasannya dengan membangun sejumlah FLNG.

"Kenapa Australia malah lebih dulu membangun FLNG yang dekat dengan Timor Leste dan Indonesia? Kenapa tidak membuat on shore di Darwin saja?, Itu karena ingin menandakan teritorialnya," katanya.

Pemerintah memang belum memutuskan skema pembangunan Blok Masela apakah akan dilakukan dengan membangun fasilitas di darat atau di lepas pantai. Nasib Blok Masela ada di tangan Presiden Joko Widodo yang sampai saat ini masih perlu mendengar masukan dari berbagai pihak. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement