REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan akan terus menambah jumlah Pusat Logistik Berikat (PLB) di Indonesia. Saat ini, Indonesia sudah memiliki 11 PLB yang baru saja diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, Kamis (10/3) pagi.
"Tahun depan, targetnya 50 perusahaan yang menjadi PLB baru," kata Bambang, Kamis (10/3).
Kata Bambang, kalau Indonesia bisa menambah 50 PLB pada tahun depan, maka dalam waktu dua sampai tiga tahun mendatang, Indonesia bisa menjadi pusat logistik internasional atau paling tidak se-Asia Tenggara.
PLB akan berperan penting memperlancar arus distribusi barang keperluan industri dalam negeri. Apalagi, Indonesia menjadi pasar yang dominan di ASEAN. "Kita juga tidak rela, kalau pasarnya di Indonesia, tapi yang mendapatkan keuntungan justru negara lain," ucap dia.
PLB merupakan suatu kawasan atau tempat yang digunakan untuk menimbun barang asal luar negeri maupun dalam negeri yang pemasukannya diberikan fasilitas kepabeanan, perpajakan, dan fasilitas lainnya. PLB dianalogikan seperti gudang di luar negeri sehingga barang yang dikirim dari luar negeri ke PLB belum dipungut bea masuk maupun pajak impor. Begitu juga sebaliknya.
Selama ini, hampir seluruh barang keperluan industri di Indonesia yang diimpor dari berbagai negara ditimbun di gudang negara tetangga. Selain itu, banyak komoditas ekspor Indonesia yang menunggu dibeli, ditimbun di pasar komoditi yang juga ada di negara seperti Singapura dan Malaysia.