REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan 11 Pusat Logistik Berikat (PLB) pada Kamis (10/3) pagi. Presiden mengatakan pembentukan PLB ini bertujuan untuk mengurangi tingginya biaya logistik di Indonesia.
Jokowi menyampaikan, Indonesia menyumbang sekitar 45 persen produk domestik bruto (PDB) Asean. Konsumsi Indonesia juga paling besar di Asean yakni sekitar 40-45 persen.
"Tapi, kita mau beli apa-apa, misalnya barang atau bahan baku industri, harus ke negara lain. Ini kan lucu sekali," katanya dalam pidatonya saat meresmikan PLB PT Cipta Krida Bahari di Cakung, Kamis (10/3).
Menurutnya, kondisi tersebut tidak bisa dibiarkan lebih lama lagi. Karena, daya saing industri dalam negeri bisa semakin tertinggal karena mahalnya biaya logistik. "Biaya logistik memberatkan negara ini karena biayanya 2-2,5 kali lipat lebih tinggi dari Singapura dan Malaysia," ujarnya.
PLB, kata Jokowi, akan sangat mendekatkan barang atau bahan baku kepada industri. Apalagi, PLB berada di kawasan industri. Dengan begitu, industri yang membutuhkan barang atau bahan baku tinggal membelinya di PLB yang sudah tersebar di berbagai daerah.
"Kalau tidak didekatkan (bahan baku atau barang kepada industri), jangan bermimpi kita bisa bersaing dan berkompetisi," katanya lagi.
Saat ini sudah ada 11 perusahaan yang diresmikan menjadi PLB dengan berbagai bidang usaha seperti penimbunan barang untuk keperluan industri pertambangan, migas, makanan dan minuman, otomotif, tekstil dan produk tekstil, petrokimia, serta industri kecil dan menengah.
Selama ini, hampir seluruh barang keperluan industri di Indonesia yang diimpor dari berbagai negara ditimbun di gudang negara tetangga. Banyak komoditas ekspor Indonesia yang menunggu dibeli ditimbun di pasar komoditi yang juga ada di negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.